Sinyal tekanan pada rupiah hari ini masih terlihat di pasar forward pagi ini di mana pergerakan kontrak NDF rupiah masih berada di kisaran Rp15.550-Rp15.553/US$, sedikit lebih baik dibanding level penutupan pasar forward kemarin.
Sementara di pasar spot pada Rabu kemarin, rupiah ditutup melemah tipis di Rp15.480/US$ setelah sempat terperosok di level Rp15.525/US$.
Secara teknikal nilai rupiah memperlihatkan potensi pelemahan pada perdagangan hari ini dengan target kontraksi terdekat menuju Rp15.510-Rp15.540/US$. Level support selanjutnya berpotensi tertahan di MA-50 di Rp15.590/US$.
Dalam jangka pendek, rupiah berpotensi membentuk tren lower low, dengan membentuk trendline channel di antara Rp15.550/US$, tercermin dari time frame daily menggaris chart dalam tren satu tahun ke belakang.
Apabila rupiah memberikan indikasi penguatan, resistance terdekat bisa menuju Rp15.455/US$, sementara kisaran gerak rupiah dalam tren menguat ada di antara Rp15.440-Rp15.400/US$.
Lelang perdana SUN sepi
Pemerintah menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) perdana pada Rabu (3/1/2024), dan mendapat sambutan kurang hangat dari pelaku pasar di tengah sentimen global yang kembali membebani pamor aset-aset pasar negara berkembang.
Bidding amount atau nilai permintaan yang masuk dalam lelang tercatat sebesar Rp39,8 triliun, lebih rendah dibanding lelang SUN terakhir pertengahan Desember lalu yang melampaui Rp40 triliun.
Penawaran seri baru bertenor panjang FR0102 yang jatuh tempo 30 tahun lagi, ternyata tidak terlalu berhasil membetot minat para pemodal di pasar fixed income. Seri baru itu hanya menarik permintaan sekitar Rp5,2 triliun.
Sementara seri FR0101 yang jatuh tempo tahun 2029 dan FR0100 yang jatuh tempo 2034, masih banyak digandrungi dengan mencatat nilai permintaan masing-masing sebesar Rp10 triliun dan Rp8,61 triliun.
Dari total nilai permintaan masuk dalam lelang hari ini, pemerintah akhirnya memenangkan senilai total Rp21,75 triliun, di bawah target indikatif Rp25 triliun. Seri terbanyak yang dimenangkan adalah tenor 10 tahun dengan nilai penyerapan mencapai Rp7,16 triliun.
(rui)