Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan rupiah hari ini, Kamis (4/1/2024) kemungkinan masih akan melanjutkan tren pelemahan, walau sepertinya mulai terbatas, pasca rilis risalah rapat Federal Reserve (The Fed) semalam yang memberi penguatan lebih lanjut pada dolar Amerika Serikat (AS).

Dolar AS ditutup menguat lagi dan para pelaku pasar masih dibayangi keraguan apakah pivot The Fed akan dimulai pada Maret nanti atau lebih lama, membuat pamor aset-aset emerging market, termasuk rupiah terbebani.

Risalah rapat The Fed yang dilansir kemarin memperlihatkan posisi kebijakan bank sentral paling berpengaruh di dunia itu untuk mempertahankan stance moneter ketat dan baru akan menimbang penurunan bunga bila laju inflasi diyakini berada di jalur penurunan yang meyakinkan.

Dot plot yang dirilis beberapa waktu lalu menghasilkan prediksi penurunan sebanyak 75 bps pada tahun ini, sementara pelaku pasar berspekulasi pemangkasan Fed fund rate akan mencapai 150 bps dimulai secepatnya Maret nanti. Pasca rilis risalah rapat semalam, keyakinan pasar jadi sedikit memudar dengan probabilitas pemangkasan FFR pada rapat komite terbuka FOMC 20 Maret turun jadi 65% dari tadinya melampaui 70%.

Alhasil, keraguan pasar itu kembali menguatkan dolar AS dan bakal menekan valuta-valuta yang menjadi lawannya termasuk rupiah. Indeks yang mengukur kekuatan mata uang di pasar negara berkembang, MSCI EM Currency Index ditutup melemah tadi malam 0,23%. Sementara aksi jual juga melanda pasar surat utang negara berkembang dan negara maju dengan indeks harga obligasi masing-masing tergerus 0,77% dan 0,29% tadi malam.

Sinyal tekanan pada rupiah hari ini masih terlihat di pasar forward pagi ini di mana pergerakan kontrak NDF rupiah masih berada di kisaran Rp15.550-Rp15.553/US$, sedikit lebih baik dibanding level penutupan pasar forward kemarin.

Sementara di pasar spot pada Rabu kemarin, rupiah ditutup melemah tipis di Rp15.480/US$ setelah sempat terperosok di level Rp15.525/US$.

Secara teknikal nilai rupiah memperlihatkan potensi pelemahan pada perdagangan hari ini dengan target kontraksi terdekat menuju Rp15.510-Rp15.540/US$. Level support selanjutnya berpotensi tertahan di MA-50 di Rp15.590/US$.

Dalam jangka pendek, rupiah berpotensi membentuk tren lower low, dengan membentuk trendline channel di antara Rp15.550/US$, tercermin dari time frame daily menggaris chart dalam tren satu tahun ke belakang.

Apabila rupiah memberikan indikasi penguatan, resistance terdekat bisa menuju Rp15.455/US$, sementara kisaran gerak rupiah dalam tren menguat ada di antara Rp15.440-Rp15.400/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Kamis 4 Januari (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Lelang perdana SUN sepi

Pemerintah menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) perdana  pada Rabu (3/1/2024), dan mendapat sambutan kurang hangat dari pelaku pasar di tengah sentimen global yang kembali membebani pamor aset-aset pasar negara berkembang.

Bidding amount atau nilai permintaan yang masuk dalam lelang tercatat sebesar Rp39,8 triliun, lebih rendah dibanding lelang SUN terakhir pertengahan Desember lalu yang melampaui Rp40 triliun.

Penawaran seri baru bertenor panjang FR0102 yang jatuh tempo 30 tahun lagi, ternyata tidak terlalu berhasil membetot minat para pemodal di pasar fixed income. Seri baru itu hanya menarik permintaan sekitar Rp5,2 triliun. 

Sementara seri FR0101 yang jatuh tempo tahun 2029 dan FR0100 yang jatuh tempo 2034, masih banyak digandrungi dengan mencatat nilai permintaan masing-masing sebesar Rp10 triliun dan Rp8,61 triliun. 

Dari total nilai permintaan masuk dalam lelang hari ini, pemerintah akhirnya memenangkan senilai total Rp21,75 triliun, di bawah target indikatif Rp25 triliun. Seri terbanyak yang dimenangkan adalah tenor 10 tahun dengan nilai penyerapan mencapai Rp7,16 triliun. 

(rui)

No more pages