Logo Bloomberg Technoz

Pasar Makin Ragu Pivot The Fed, Pelemahan Rupiah Bisa Berlanjut

Tim Riset Bloomberg Technoz
04 January 2024 07:30

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan rupiah hari ini, Kamis (4/1/2024) kemungkinan masih akan melanjutkan tren pelemahan, walau sepertinya mulai terbatas, pasca rilis risalah rapat Federal Reserve (The Fed) semalam yang memberi penguatan lebih lanjut pada dolar Amerika Serikat (AS).

Dolar AS ditutup menguat lagi dan para pelaku pasar masih dibayangi keraguan apakah pivot The Fed akan dimulai pada Maret nanti atau lebih lama, membuat pamor aset-aset emerging market, termasuk rupiah terbebani.

Risalah rapat The Fed yang dilansir kemarin memperlihatkan posisi kebijakan bank sentral paling berpengaruh di dunia itu untuk mempertahankan stance moneter ketat dan baru akan menimbang penurunan bunga bila laju inflasi diyakini berada di jalur penurunan yang meyakinkan.

Dot plot yang dirilis beberapa waktu lalu menghasilkan prediksi penurunan sebanyak 75 bps pada tahun ini, sementara pelaku pasar berspekulasi pemangkasan Fed fund rate akan mencapai 150 bps dimulai secepatnya Maret nanti. Pasca rilis risalah rapat semalam, keyakinan pasar jadi sedikit memudar dengan probabilitas pemangkasan FFR pada rapat komite terbuka FOMC 20 Maret turun jadi 65% dari tadinya melampaui 70%.

Alhasil, keraguan pasar itu kembali menguatkan dolar AS dan bakal menekan valuta-valuta yang menjadi lawannya termasuk rupiah. Indeks yang mengukur kekuatan mata uang di pasar negara berkembang, MSCI EM Currency Index ditutup melemah tadi malam 0,23%. Sementara aksi jual juga melanda pasar surat utang negara berkembang dan negara maju dengan indeks harga obligasi masing-masing tergerus 0,77% dan 0,29% tadi malam.