Selain rilis pada hari Rabu, sejumlah data pasar tenaga kerja yang dijadwalkan akan dirilis nanti minggu ini diperkirakan akan menyoroti pasar tenaga kerja AS yang tetap tangguh sambil perlahan-lahan mereda.
"Pembatalan ekspektasi agresif pemotongan suku bunga The Fed oleh investor telah membantu pemulihan dolar di awal tahun 2024," kata Valentin Marinov, Kepala Strategi FX G-10 di Credit Agricole CIB. "Banyak hal negatif sudah terkalkulasi dalam harga mata uang, dan oleh karena itu, dolar seharusnya tetap menjadi pilihan beli saat kita menuju laporan data."
Sinyal-sinyal di pasar juga memberikan dukungan bagi dolar. Indeks Bloomberg Dollar Spot Index's 14-day relative strength index baru-baru ini diperdagangkan di bawah 30, suatu indikasi bagi sebagian orang bahwa mata uang tersebut sekarang berada dalam kondisi oversold dan siap untuk kenaikan lebih lanjut.
Dalam setahun terakhir, hanya ada empat kali saat level tersebut tercapai. Dolar menguat lebih dari 4% dari awal Februari hingga pertengahan Maret, dan hampir 7% dari pertengahan Juli hingga awal Oktober, seiring harapan akan perketatan kebijakan The Fed.
Kenaikan dari 29 November hingga 11 Desember lebih dangkal dan bersifat singkat, karena taruhan pemotongan suku bunga The Fed meningkat. Meskipun begitu, indeks dolar tetap berhasil naik 1,4% dari dasar hingga puncak hingga rata-rata pergerakan 200 harinya menahan potensi kenaikan.
Kali ini, indeks dolar Bloomberg masih memiliki sekitar 1,0% lagi sebelum mencapai rata-rata pergerakan 200 harinya.
(bbn)