Menariknya, Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan, saat ini Bitcoin berpotensi menuju ke level harga US$45.500, apabila menembus level tersebut maka target selanjutnya berada di angka US$48.000. Sementara support terdekat Bitcoin ada di rentang harga US$44.500.
“Semua mata tertuju pada awal tahun 2024 dengan berbagai spekulasi dan antisipasi terhadap keputusan SEC terkait ETF Bitcoin. Tanggal 10 Januari 2024, tenggat waktu terdekat bagi SEC untuk menyetujui, menolak atau kembali menunda keputusan penerbitan ETF Bitcoin Spot,” jelas Panji dalam riset yang diterbitkan.
Pekan lalu, Securities and Exchange Commission (SEC) AS telah memberikan batas waktu untuk revisi proposal ETF Bitcoin yang tertunda sebelumnya. Tujuh perusahaan diberi tenggat waktu hingga 29 Desember 2023 untuk menyerahkan rencana akhir mereka terkait ETF Bitcoin Spot, sebuah langkah yang menjadi sorotan utama di tengah perdebatan regulator mengenai likuiditas dan opsi penebusan untuk ETF Bitcoin.
“Pada saat yang sama, MicroStrategy, perusahaan intelijen bisnis yang dipimpin oleh Michael Saylor, terus menunjukkan keyakinan mendalamnya pada Bitcoin. Melalui pembelian besar-besaran senilai US$615,7 juta (Rp9,53 triliun), perusahaan ini telah mengakuisisi lebih dari 14.000 Bitcoin tambahan,” tambah Panji.
Sementara salah satu co-Founder Ethereum, Vitalik Buterin mengusulkan perubahan dalam desain Proof of Stake (PoS) untuk menyederhanakan jaringan Ethereum, yang telah memicu lonjakan harga ETH dan pandangan jangka panjang terkait Ethereum.
Sentimen Aset Kripto ke Depan
Pekan ini, Biro Statistik Tenaga Kerja AS akan merilis laporan Non-Farm Payroll (NFP) data Desember pada 5 Januari 2024 mendatang. Laporan NFP bulan Desember diprediksi akan tumbuh melambat menjadi hanya 163.000 dari pada bulan November 2023 sebelumnya yang mencapai 199.000.
Panji menyebut, dampak jangka pendek dari hasil laporan NFP ke pasar aset kripto ialah, jika rilis lebih tinggi daripada ekspektasi pasar, maka akan berdampak negatif ke Bitcoin. Sebaliknya jika sesuai atau di bawah ekspektasi pasar akan berdampak positif ke Bitcoin.
“Sementara itu pada minggu depan, momen yang paling ditunggu-tunggu adalah keputusan SEC terkait ETF Bitcoin. Antusiasme pasar terhadap pengumuman positif ini telah mengangkat minat pada Bitcoin,” ujar Panji.
Panji melanjutkan, sejumlah calon penerbit seperti BlackRock, VanEck, Valkyrie, Bitwise, Invesco Galaxy, Fidelity, WisdomTree, dan ARK 21Shares, telah menyerahkan berkas terbaru mereka kepada SEC pekan lalu. Saat ini, sudah ada lebih dari 10 calon penerbit ETF Bitcoin Spot.
Selanjutnya yang makin memperkuat potensi persetujuan ETF Bitcoin Spot adalah partisipasi BlackRock dalam momen kali ini. Sebagai catatan, rekor keberhasilan BlackRock terkait pengajuan berkas ETF adalah 575 kali disetujui dan hanya 1 kali ditolak.
BlackRock juga telah menunjuk JPMorgan sebagai peserta resmi untuk ETF Bitcoin Spot miliknya. Hal ini menjadi menarik mengingat CEO JPMorgan, Jamie Dimon, adalah sosok yang berniat menutup dunia aset kripto jika dirinya jadi Pemerintah, menurut pernyataan pada 6 Desember 2023 silam.
“Volatilitas pasar kripto akan meningkat menjelang keputusan SEC terhadap ETF Bitcoin Spot, maka pelaku pasar harap tetap waspada mengantisipasi perubahan harga aset kripto. Potensi jangka pendek kemungkinan adanya ‘Sell on The News’ atau melakukan penjualan setelah terbitnya berita tentang keputusan terkait ETF Bitcoin spot,” tulis Panji.
Sebagai penutup, Panji juga memaparkan, perspektif jangka panjang Bitcoin justru lebih menjanjikan, didukung dengan sentimen Bitcoin Halving yang akan terjadi pada April 2024 serta didorong dengan potensi Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang diperkirakan akan memotong suku bunga acuannya pada FOMC Maret 2024 diyakini akan memberi dampak positif jangka panjang bagi pasar aset kripto.
(fad)