“Tidak ada negara lain yang bisa menerima pasokan [batu bara Rusia] sebesar [China]. Penjualan batu bara bulanan Rusia ke China telah menurun setelah mencapai puncaknya di level 10 juta ton pada Juli 2023, karena pengirimannya menjadi kurang kompetitif dari negara lain. Dinamika ini hanya akan memburuk saat tarif impor diberlakukan lagi,” terangnya.
Sekadar catatan, China mulai awal tahun ini memberlakukan lagi bea masuk batu bara bagi negara-negara yang dipreferensikan yaitu Rusia, Mongolia, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat (AS). Masing-masing sebesar 6% untuk batu bara termal dan 3% untuk batu bara kokas.
Batu bara dari negara lain yang tidak menikmati status preferensi akan dikenakan tarif sebesar 20% oleh China.
Indonesia Terbebas
Lebih lanjut, Wahyu mengatakan posisi Indonesia sedikit diuntungkan ketimbang Rusia lantaran terbebas dari jerat bea masuk batu bara China berkat adanya pakta perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) dengan Asean. Australia juga menyecap keberuntungan serupa.
Permasalahannya, saat ini China sudah memiliki pasok batu bara termal - jenis yang banyak diekspor Indonesia - yang sangat berlimpah. Sebaliknya, stok batu bara kokas - jenis yang diekspor Australia - untuk kebutuhan industri baja masih relatif kurang, sehingga negara tersebut membatasi tarif impor untuk batu bara metalurgi.
“RI bisa saja mendapat momentum menaikkan ekspor batu bara [karena dibebaskan dari bea masuk China]. Namun, esensi kebijakan itu adalah untuk membatasi impor, karena pasokan domestik sudah overload. Jadi, potensi impor batu bara termal China dari Indonesia sepertinya akan terbatasi juga nantinya. Demand dari China melemah, atau memang sengaja dilemahkan sementara,” tuturnya.
Lebih lanjut, Wahyu menggarisbawahi, kondisi pasar komoditas energi memang tengah melembam; di mana selama 5 tahun (Januari 2019—Desember 2023) bergerak dalam tren bearish, 1 tahun (2023) anjlok, dan 3 bulan (Oktober—Desember 2023) rebound konsolidatif.
“Ini jelas secara teknikal oversold, didukung oleh data mingguan terbaru dari data impor batu bara China. [...] China ini major issue jika bicara batu bara. Bagi China, batu bara adalah sangat strategis, vital,” ujarnya.
(wdh)