Korporasi Ramai Terbitkan Obligasi, Waspada Risiko Rupiah
Ruisa Khoiriyah
06 March 2023 11:44
Bloomberg Technoz, Jakarta - Sinyal bertahannya bunga acuan BI7DRR di level 5,75% hingga akhir tahun di tengah optimisme penguatan ekonomi 2023 yang diprediksi akan tumbuh ke kisaran 5,1% oleh Bank Indonesia (BI) telah menggiring banyak korporasi memanfaatkan momentum penerbitan obligasi. Namun, tekanan yang terus dihadapi oleh rupiah bisa melambungkan tingkat imbal hasil alias yield obligasi dan pada akhirnya membuat biaya emisi surat utang terancam lebih mahal.
Emisi obligasi sepanjang Februari oleh korporasi asal Indonesia mencapai US$ 832 juta atau setara Rp 12,7 triliun. Itu merupakan nilai penerbitan obligasi tertinggi sejak Agustus 2022, menurut catatan Bloomberg. Bahkan bila dibandingkan Januari, nilai emisi obligasi melonjak hampir 4 kali lipat.
Prospek pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini diyakini masih akan cerah di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi ditambah arah bunga acuan Amerika Serikat yang menekan. Bunga acuan BI7DRR diprediksi masih akan bertahan di level saat ini yaitu 5,75% seiring tingkat inflasi yang dinilai masih terkendali mendekati target bank sentral.
Nilai jatuh tempo obligasi korporasi bulan ini mencapai Rp 24 triliun. Terkait itu, dalam waktu dekat, publik akan banyak menyaksikan penawaran-penawaran obligasi baru dari korporasi. Yang terbaru, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yaitu PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau Protelindo akan menerbitkan obligasi awal pekan depan senilai total Rp 2,9 triliun, pada 15-16 Maret.
Perinciannya, senilai Rp 2,76 triliun akan ditawarkan dengan tingkat bunga 6,35% dan tenor selama 370 hari. Lalu, sebesar Rp 145,35 miliar yang memiliki imbal hasil 6,6% dengan tenor 3 tahun. Protelindo, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menunjuk underwriter di antaranya BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, CIMB Niaga dan Mandiri Sekuritas.