Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bitcoin berada di fase bullish dengan lonjakan harga mencapai 5,2% hingga perdagangan Rabu (3/1/2024) dini hari waktu Indonesia. Bitcoin mencatatkan level tertingginya sejak April 2022 dengan bertahan di US$45.000.

Hingga pukul 9:20 waktu Indonesia Bitcoin berada di level US$45.270, naik 0,2% dibandingkan satu jam perdagangan sebelumnya atau melesat 6,7% dibandingkan harga seminggu lalu.

Tren kenaikan terus terjaga dimana Bitcoin sepanjang Desember tahun 2023 hingga tahun baru ini mencatatkan lonjakan 20% lebih. Sentimen persetujuan ETF Bitcoin dari Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission/SEC) jadi pendorong kenaikan. 

Diketahui SEC punya tenggat keputusan tujuh hari lagi, atau pada 10 Januari, dengan tingkat kepercayaan pasar bahwa restu ETF Bitcoin di pasar saham tradisional akan semakin dekat.

“Pasar terus menguat karena keyakinan penuh bahwa ETF Bitcoin akan segera diizinkan memasuki pasar di AS,” kata Darius Tabatabai, salah satu pendiri bursa terdesentralisasi Vertex Protocol.

“Biasanya, kejadian seperti itu adalah hal yang bersifat membeli rumor, menjual berita, dan hal ini tampaknya tidak terkecuali.” 

Efek dari isu ETF Bitcoin selalu mengejutkan pergerakan harga dalam satu tahun terakhir. (Dok: Bloomberg)

Meski demikian token paling berharga di dunia ini masih belum mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, US$69.000 yang terjadi tahun 2021.

Sementara, pasar opsi lebih percaya diri. Pertaruhan harga baru Bitcoin US$50.000 adalah penawaran atas minat koin terbesar dalam call options  yang akan berakhir pada 26 Januari, menurut data hasil pengumpulan Deribit, bursa options kripto terbesar.

Dimana call options memberikan hak kepada pembeli kontrak untuk mendapatkan aset acuan pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. 

Grafik minat dan permintaan koin digital Bitcoin hingga Januari 2024 dalam skema call option. (Dok: Bloomberg)

Analis terkemuka di pasar kripto Dave the Wave pada bulan November telah memprediksi US$50.000 menjadi harga wajar Bitcoin. Saat itu Bitcoin masih berada di level US$35.000.

Jauh lebih percaya diri, Dave the Wave kemudian meyakini  Bitcoin akan mendapatkan momentum reli menjadi US$180.000 pada April 2025.

Harga US$50.000 sempat dicatatkan Bitcoin pada Desember 2021 dan tak lama terus mengalami kemunduran efek keputusan bank sentral AS (The Fed) memperketat kebijakan dan penghapus stimulus. Token menjadi saat sensitif dengan kebijakan Fed, juga pada saham-saham teknologi.

Zach Pandl, direktur pelaksana perusahaan penelitian  dan penyedia dana kripto Grayscale Investments LLC, menjelaskan, “Pemulihan valuasi kripto dapat berlanjut jika suku bunga riil mencapai puncaknya dan kami terus melihat kemajuan menuju persetujuan ETF spot di pasar AS.”

Harga kripto diketahui sempat merosot dari akhir Maret hingga awal Oktober tahun 2023 karena serangkaian kebangkrutan dan skandal industri. Namun hal tersebut berangsur-angsur mulai mereda. 

Namun kondisi saat ini berbalik. Menurut Leo Mizuhara, CEO platform manajemen aset digital Hashnote, harga US$45.000 menunjukkan pasar aktif mengakumulasi.

Beberapa koin seperti Ether juga naik 4,1%. Namun Solana mengalami penurunan 2,23%.

(wep)

No more pages