Dia menambahkan, bahwa internet tersebut juga tak hanya kebutuhan pelajar tetapi juga generasi muda untuk bisa mendapatkan akses untuk bekerja. Hal-hal ini yang dia dapatkan dikeluhkan para calon pemilih.
Rapor intenet di Indonesia sendiri berdasarkan data Kementerian Kominfo tahun 2022 menerangkan bahwa rata-rata kecepatan mobile broadband baru mencapai 25,18 Mbps. Atau berdasarkan data Speedtest Global Index rilisan Juli 2023, angka kecepatan internet Indonesia mencapai 24,21 Mbps.
Masih dari data Speedtest milik Ookla, Indonesia menduduki peringkat ke-96 dari 143 negara di dunia pada kategori internet mobile. Indonesia hanya lebih baik dari Kamboja dan Myanmar di Asia Tenggara. Jawara internet di kawasan masih dipegang oleh Brunei (120.84 Mbps). Peringkat kedua dan ketiga masing-masing Singapura (77,94 Mbps) dan Malaysia (49,42 Mbps).
Kecepatan Internet Mobile di Kawasan Asia Tenggara versi Speedtest Global Index:
- Brunei 120,84 Mbps (peringkat 7 di dunia)
- Singapura 77,94 Mbps (peringkat 20 di dunia)
- Malaysia 49,42 Mbps (peringkat 43 di dunia)
- Vietnam 48,29 Mbps (peringkat 45 di dunia)
- Thailand 40,64 Mbps (peringkat 58 di dunia)
- Laos 29,57 Mbps (peringkat 78 di dunia)
- Filipina 25,88 Mbps (peringkat 89 di dunia)
- Indonesia 24,01 (peringkat 96 di dunia)
- Kamboja 23,74 Mbps (peringkat 98 di dunia)
- Myanmar 23,31 Mbps (peringkat 100 di dunia)
Sumber: Ookla Juli 2023
Ookla juga mngklasifikasi kecepatan internet dengan teknologi fixed broadband, dimana Indonesia menempati urutan 8 dari 10 negara di ASEAN. Secara peringkat dunia, Indonesia menduduki posisi 122.
Singapura merupakan negara dengan internet fixed broadband paling cepat di dunia dan di ASEAN, dengan skor 247,44 Mbps. Disusul Thailand (211 Mbps), Malaysia (96 Mbps), Vietnam (93 Mbps), Filipina (91 Mbps), Brunai (46 Mbps), Laos (32 Mbps), Indonesia (27 Mbps), Kamboja (Mbps), dan Myanmar (19 Mbps).
Ganjar menjanjikan program internet yang menyeluruh, gratis, cepat dan merata. Hal yang mengingatkan publik pada program pemerintah Presiden Jokowi di masa pandemi.
Kala itu di masa pembatasan pergerakan siswa dan mahasiswa pada tahun 2020 mendapat kuota puluhan gigabyte (GB) dan dilanjutkan perluasan sasaran menjadi 26,8 juta, termasuk untuk para dosen. Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek kala itu menggelontorkan anggaran Rp2,3 triliun.
“Bantuan kuota internet yang diberikan itu sebesar 7 GB untuk peserta didik jenjang PAUD, 10 GB untuk peserta didik jenjang pendidikan dasar dan menengah, 12 GB untuk pendidik PAUD, pendidikan dasar dan menengah, serta 15 GB untuk para dosen dan mahasiswa,” jelas Kemendikbudristek pada Agustus 2021.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim kemudian menjelaskan bahwa bantuan kuota internet diberikan sebanyak 3 periode, yakni 11-15 September, 11-15 Oktober, dan 11-15 November dan kuota internet itu berlaku selama 30 hari sejak diterima.
(wep)