Al-Arouri akan menjadi pemimpin paling senior Hamas yang terbunuh sejak kelompok tersebut, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE), menyusup ke Israel pada 7 Oktober dan menewaskan hampir 1.200 orang.
Israel membalasnya dengan serangan di Jalur Gaza yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 22.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan di Gaza, yang diperintah oleh Hamas.
Hizbullah telah melakukan baku tembak dengan Israel di sepanjang perbatasan dengan Lebanon untuk mendukung Hamas, sebuah konfrontasi berisiko yang coba dihindari oleh AS. Sejauh ini, bentrokan perbatasan masih berada dalam aturan yang disebut aturan keterlibatan – yang membatasi pertempuran di wilayah Lebanon yang dianggap diduduki Hizbullah, dan pada sasaran militer.
Israel menangkap Al-Arouri pada 1992 dan menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara. Dia dibebaskan pada 2007, tetapi ditahan lagi selama tiga tahun sebelum Israel akhirnya mengasingkannya pada 2010.
Israel telah lama menuduhnya mendalangi serangan militan Hamas di Tepi Barat dan Israel dan menjadi penghubung antara kelompok tersebut dan sekutunya, Iran dan Hizbullah.
Hamas memiliki kehadiran yang kuat di Lebanon dan hubungan dekat dengan Hizbullah. Para pemimpinnya telah beberapa kali bertemu dengan pejabat Hizbullah untuk berkoordinasi sejak serangan Oktober.
Milisi di wilayah yang didukung oleh Iran secara terpisah telah meluncurkan rudal dan drone terhadap Israel dari Suriah, Irak, Lebanon dan Yaman untuk menekan negara Yahudi tersebut agar menghentikan serangannya di Jalur Gaza. Pembunuhan Al-Arouri dapat meningkatkan risiko serangan lebih lanjut terhadap Israel.
Iran mengutuk pembunuhan itu dan mengatakan pihaknya menganggap Israel “dan para pendukungnya” bertanggung jawab. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani mengatakan dalam pernyataan di Telegram bahwa kematian Al-Arouri akan meningkatkan perlawanan terhadap Israel.
“Darah para martir pasti akan menciptakan semangat baru dalam pembuluh darah perlawanan dan motivasi untuk melawan pendudukan Zionis, tidak hanya di Palestina, tetapi di kawasan ini dan di antara semua pejuang kemerdekaan di dunia,” kata Iran.
Israel dan Hizbullah terlibat perang selama sebulan pada 2006 yang menewaskan ribuan orang dan menghancurkan Beirut. Hizbullah dianggap bersenjata lengkap dan memiliki perlengkapan yang lebih baik dibandingkan Hamas, dan kelompok tersebut mengatakan bahwa rudalnya dapat menjangkau seluruh Israel jika terjadi perang lagi.
Tayangan televisi menunjukkan kepulan asap dari sebuah gedung apartemen di lingkungan Musharafiye di Beirut, ketika ambulans terlihat bergegas ke lokasi ledakan di sepanjang jalan raya Hadi Nasrallah.
(bbn)