Pengeboran itu, kata Hudi, ditujukan untuk mengevaluasi kandungan hidrokarbon di reservoir Bampo Sandstones.
Fokusnya adalah pada perolehan data reservoir dan fluida dari Light Weight Deflectometer (LWD), wireline logging, coring, serta pengambilan sampel downhole di open-hole, dengan sumber daya yang diperkirakan mencapai 1.205 triliun kaki kubik (TCF) gas in-place (GIP) dan Recoverable 723 miliar kaki kubik (BCF) & 33.5 MMSTB.
"Status operasi saat ini menunjukkan pengeboran sumur Gayo-1 sedang berada pada tahap pengeboran lubang 36” Conductor dengan target kedalaman di 4.230 ft TVD SS. Program pengeboran ini direncanakan berlangsung selama 78,42 hari ke depan, termasuk kegiatan pengetesan sumur," jelas Hudi.
Akhir Agustus 2023 lalu, Harbour Energy sendiri memang berencana pengeboran sumur eksplorasi di Laut Andaman; tepatnya pada Blok Andaman II.
Sebagai pemegang hak partisipasi atau participating interest (PI) sebanyak 40% di WK Andaman II melalui Premier Oil Ltd., Chief Executive Officer (CEO) Harbour Energy, Linda Zarda Cook mengatakan, pengeboran itu guna memaksimalkan potensi cadangan dan bisnis perusahaan.
Komitmen pengeboran sumur itu juga menjadi tindak lanjut atas hasil yang signifikan dalam pengeboran sumur awal di wilayah Timpan-1, Blok Andaman II, yang menambah sumber daya 2C hingga 80 MMBOE (Million Barels of Oil Equivalent) dan potensi multi- TCF (Trillion Cubic Feet) yang signifikan.
Dari temuan itu, maka perusahaan berencana menjajaki 4 yakni ;Sumur Layaran di Blok South Andaman, yang dioperasikan oleh Mubadala Energy. Selanjutnya, pengeboran eksplorasi kedua pada prospek Halwa, dan ketiga di Gayo, yang juga berada pada Blok Andaman II. Untuk pengeboran ke-4, akan dilakukan kembali di South Andaman selepas hasil pengeboran Layaran ditentukan, atau pengeboran pertama terlihat signifikan.
"Hal ini berpotensi meningkatkan umur cadangan kami secara signifikan, mendukung imbal hasil bagi pemegang saham, dan mendiversifikasi perusahaan kami dari waktu ke waktu,” kata Linda dalam keterbukaan informasi perusahaan.
Adapun selain Premier sebagai pemegang PI, Blok Andaman II juga dipegang oleh perusahaan Inggris British Petroleum (BP) dan Mubadala Energy yang mengantongi masing-masing PI sebesar 30%.
(ibn/ain)