Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Makin Lemah, Searah dengan Mata Uang Asia

Ruisa Khoiriyah
06 March 2023 10:02

Pembeli di pasar menghitung uang rupiah (Bloomberg)
Pembeli di pasar menghitung uang rupiah (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Membuka pekan, tekanan terhadap nilai tukar rupiah terus berlanjut. Di pasar spot, pairing USD/IDR terus melesat ke posisi 15.306/US$ pada pukul 09:25 WIB, Senin (6/3/2023). Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan setelah pekan lalu ditutup di posisi Rp 15.300/US$. 

Rupiah telah melemah selema empat pekan berturut-turut dan sempat terperosok ke posisi Rp 15.313/US$ pekan lalu. Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun sempat melambung 4 bps ke posisi 7% dan tercatat naik 19 bps sepanjang pekan lalu, kenaikan terbesar sejak akhir Oktober 2022. Pemodal global telah mencatat aksi jual bersih (net sell) obligasi Indonesia senilai US$ 98,3 juta hingga data yang berakhir 28 Februari. 

Imbal hasil SUN 10 tahun melesat ke posisi tertinggi sejak Oktober 2022

Sentimen kenaikan bunga tinggi The Federal Reserves masih memberatkan laju rupiah melawan keperkasaan dolar AS. The greenback tengah perkasa di hadapan hampir semua mata uang di dunia. Indeks dolar AS tercatat sedikit menguat ke posisi 104,59 pada pukul 09:21 WIB mengutip data terminal Bloomberg. 

Presiden Federal Reserve Bank of San Francisco Mary Daly menyatakan kebijakan kenaikan bunga masih dibutuhkan untuk menjinakkan inflasi yang masih berkobar di Amerika. Bank sentral juga bertendensi untuk mempertahankan level bunga tinggi dalam jangka waktu lama.

"Untuk melewati inflasi tinggi ini, pengetatan kebijakan lebih lanjut, dipertahankan untuk waktu yang lebih lama, kemungkinan akan diperlukan," seperti dikutip oleh Bloomberg News.