Logo Bloomberg Technoz

APBN Tak Lagi Gali Lubang-Tutup Lubang

Dinda Decembria
02 January 2024 14:36

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konfrensi pers APBN Kita. (Bloomberg Technoz/Fikri)
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konfrensi pers APBN Kita. (Bloomberg Technoz/Fikri)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 membukukan defisit. Namun keseimbangan primer (primary balance) mampu mencatat surplus.

Pada Selasa (2/1/2024), Sri Mulyani mengumumkan realisasi belanja negara pada 2023 adalah Rp 3.121,9 triliun atau 100,2% dari target di Peraturan Presiden (Perpres) No 75/2023 yang sebesar Rp3.117,2 triliun, atau 102% dari target awal dalam UU APBN 2023 yakni Rp3.061,2 triliun.   

Sementara pendapatan negara tercatat Rp 2.774,3 triliun atau 105,2% dari target terbaru, Rp2.637,2 triliun atau 112,6% dari target awal Rp 2.463 triliun.

Dengan demikian, APBN 2023 mengalami defisit Rp 347,6 triliun atau 1,65% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini lebih rendah dari target terbaru pemerintah yang sebesar 2,27% maupun target awal yaitu 2,84%.

"Keseimbangan primer kita tutup dengan surplus Rp 92,2 triliun. Ini adalah surplus pertama sejak 2012," kata Bendahara Negara.