Hasil penawaran saham IPO seluruhnya dialokasikan untuk modal kerja perseroan. Mitra Pack akan melakukan peningkatan persediaan barang regular, lewat pembelian consumable, mesin printer dan sparepart. Selain itu, dana akan digunakan untuk pengembangan pasar dalam hal perluasan pelanggan sewa di sektor penyewaan, penambahan dan pengembangan produk baru, serta pemasaran.
"Dalam prospektus disebutkan bahwa proyeksi penggunaan dana yang didapatkan dari IPO ini akan kami gunakan seluruhnya untuk mengembangkan usaha terutama untuk memperkuat sektor logistik perusahaan dan memperluas pasar instalasi mesin di bidang sewa menyewa serta penambahan produk portofolio yang berpotensi positif untuk meningkatkan pendapatan laba dan penjualan perseroan," kata Ardi Kusuma, Direktur Utama PTMP, dalam seremoni pencatatan saham.
Kepemilikan saham pengendali perseroan adalah PT Kencana Usaha Sentosa dengan 72,51% kepemilikan atau setara dengan 2,29 miliar saham. Selain publik, kepemilikan PTMP tersebar ke Cindy Kusuma, Jessica Kusuma, dan Edward Kusuma yang masing-masing menggenggam 0,75% saha,
Mitra Pack, yang bergerak pada bidang usaha perdagangan sebagai distributor resmi dan penyewaan barang-barang industri pengemasan termasuk suku cadang dan service, memiliki aset Rp 126,23 miliar dengan nilai ekuitas dan liabilitas masing-masing senilai Rp 76,39 miliar dan Rp 49,84 miliar.
Per November 2022, kinerja penjualan PTMP tercatat Rp 123,65 miliar dengan raihan laba komprehensif tahun berjalan Rp 16,62 miliar.
Mandiri Investasi Terbitkan Reksa Dana ETF
PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) meluncurkan reksa dana indeks Mandiri exchanged traded fund (ETF) LQ45 di pasar modal Indonesia, dan menjadi produk ETF pertama yang listing di tahun ini.
Aliyahdin Saugi, Direktur Utama Mandiri Investasi, menjelaskan pihaknya mencatatkan 10.500.000 unit penyertaan dengan harga perdana Rp 946/unit penyertaan dan nilai awal sebesar Rp 9,93 miliar. Produk ETF ini, berbasis indeks LQ45 dengan ticker XMLF.
"Kami memilih indeks LQ45 karena memiliki underline yang sebagian besar saham blue chips dan saham yang memiliki likuiditas yang cukup baik," kata Aliyahdin.
Selain itu, Aliyahdi mengungkapkan indeks LQ45 juga memiliki korelasi dengan pertumbuhan Indonesia karena mencakup hampir 60% kapitalisasi pasar dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga dapat menjadi perwakilan atas perkembangan saham Indonesia secara umum.
I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, "Bursa berharap ke depan Mandiri Manajemen Investasi akan menerbitkan ETF dengan tema yang lain sehingga menambah variasi jumlah dari ETF dan pasar ETF di Indonesia. Kami yakin reksa dana indeks Mandiri ETF LQ45 akan mendapat respon positif dari investor dan tentunya memberi manfaat untuk para investor."
(tar/wep)