Logo Bloomberg Technoz

Daya Beli Masyarakat Melemah, Terendah Sejak Pandemi Reda

Ruisa Khoiriyah
03 January 2024 08:10

Pedagang melayani pembeli terompet di Pasar Asemka, Jakarta Barat, Kamis (28/12/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pedagang melayani pembeli terompet di Pasar Asemka, Jakarta Barat, Kamis (28/12/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kekuatan daya beli masyarakat Indonesia terlihat semakin terperosok di tengah lonjakan harga pangan yang kian memuncak dan tingkat pengangguran yang belum mampu kembali turun ke level sebelum pandemi. 

Tekanan daya beli itu tidak bisa dilepaskan dari langkah pengetatan moneter yang telah dilangsungkan sejak Agustus 2022 lalu oleh Bank Indonesia dengan kini suku bunga acuan masih bertengger tinggi di 6%. Ancaman inflasi harga pangan tahun ini diperkirakan juga akan membuat BI bersikukuh mempertahankan bunga acuan di level tinggi setidaknya sampai semester 1-2024.

Indikasi semakin tertekannya daya beli terlihat dari angka inflasi inti yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Selasa (2/1/2024), di mana angkanya terperosok ke level terendah dalam dua tahun terakhir atau selama era pasca pandemi. 

Inflasi inti mengukur inflasi di luar harga pangan dan BBM sehingga cenderung stabil atau persisten serta lebih banyak dipengaruhi faktor fundamental seperti interaksi permintaan-penawaran, juga faktor eksternal seperti nilai tukar, harga komoditas global dan perkembangan ekonomi dunia serta ekspektasi inflasi ke depan. 

Pada Desember, inflasi inti Indonesia tercatat di angka 1,8% year-on-year, terendah sejak akhir 2021 di mana angka itu juga di bawah kisaran target BI di angka 2%-4%. Terakhir level inflasi inti terendah adalah pada Desember 2021 di angka 1,56%.