Logo Bloomberg Technoz

Pekan lalu, indeks saham acuan CSI 300 menguat 1,7% sementara mata uang yuan China terapresiasi 1,2% terhadap dolar AS.

Dalam pidatonya, Li Keqiang banyak mengulang retorika soal kebijakan yang hati-hati (prudent) dalam menjaga stabilitas mata uang. Rencana anggaran yang dirilis kemarin menandakan dukungan fiskal akan terbatas, dengan peningkatan defisit yang rendah.

Li Keqiang menggarisbawahi pentingnya mewujudkan ketahanan di bidang industri, seperti semikonduktor, di tengah peningkatan tensi hubungan dengan Amerika Serikat (AS).

Untuk pasar properti, Li Keqiang akan menyasar ekspansi ‘ugal-ugalan’ di sektor ini. Pemerintah berjanji untuk meredakan dan mencegah risiko yang melibatkan pengembang besar. Li Keqiang menegaskan jargon “rumah adalah untuk tempat tinggal, bukan untuk spekulasi”.

Sejumlah kalangan menilai China punya alasan untuk menahan diri dari ekspansi yang berlebihan.

“Anda harus memperhatikan bahwa tahun lalu China melambat jauh di bawah target. Jadi wajar pemerintah ingin target yang lebih konservatif dan menghindari terlalu agresif,” kata Hao Hong, Kepala Ekonom GROW Investment Group.

Pada 2022, ekonomi China tumbuh 3%. Cukup jauh di bawah target pemerintah yang sebesar 5,5%.

Kini perhatian tertuju kepada perubahan struktural di lembaga pemerintah, yang akan dilakukan Partai Komunis China demi konsolidasi di bidang ekonomi. Di antaranya adalah dibentuknya kembali komisi tingkat tinggi yang akan membuat perumusan kebijakan menjadi terpusat.

Wajah-wajah baru di bank sentral dan sejumlah kementerian juga layak dicermati.

“Dengan perombakan pemerintah secara total, isu terpenting dalam beberapa bulan ke depan adalah bagaimana para pemimpin baru akan mengangkat kepercayaan sektor swasta. Menurut saya, ini lebih penting ketimbang kebijakan fiskal dan moneter,” tegas Zhiwei Zhang, Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management Ltd.

(bbn)

No more pages