Logo Bloomberg Technoz

Sepanjang 2023, rupiah mencatat penguatan 1,13% dibandingkan level penutupan akhir 2022, membawa rupiah sebagai mata uang Asia terkuat kedua tahun lalu. Setelah menjebol level psikologis terlemah tahun lalu di Rp16.000 pada akhir Oktober, rupiah berangsur bangkit dan bergerak stabil, terutama didukung oleh membaiknya sentimen global yang mengikis ketidakpastian terkait arah kebijakan bunga The Fed. 

Sepanjang tahun lalu, pemodal asing terlihat mulai kembali masuk di mana sampai 28 Desember, mencatat nilai pembelian bersih sebesar Rp80,45 triliun di pasar SBN dan posisi beli neto Rp52,81 triliun di Sertifikat Rupiah (SRBI). Sedangkan di pasar saham, asing masih mencatat posisi jual bersih sebesar Rp10,74 triliun pada periode yang sama.

Hari ini, rupiah menanti sentimen dari pengumuman data inflasi Desember pada pukul 11.00 WIB nanti oleh Badan Pusat Statistik. Konsensus pasar memperkirakan inflasi Desember akan sebesar 2,74% year-on-year, dengan inflasi bulanan sebesar 0,51% di mana itu berarti kenaikan dibanding November lalu.

Inflasi pangan menjadi salah satu kekhawatiran otoritas moneter di tengah lonjakan harga pangan yang masih belum jinak terdampak fenomena El Nino. Harga pangan yang terus tinggi bisa melesatkan lagi inflasi dan menyempitkan ruang bagi Bank Indonesia untuk memulai pelonggaran moneter bahkan ketika tekanan daya beli sudah dirasakan mayoritas masyarakat utamanya yang berpendapatan menengah ke bawah.

(rui)

No more pages