Logo Bloomberg Technoz

Jokowi memperkirakan stabilitas ekonomi makro akan tetap terjaga. Tak hanya itu, dia juga meyakini bahwa momentum pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah serentak pada 2024 akan tetap kondusif untuk meningkatkan optimisme perekonomian jangka pendek.

Menurut Kepala Negara, implementasi UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan, UU Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah, dan UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan juga akan memberi manfaat positif pada penguatan struktural. Selanjutnya, inflasi akan tetap dijaga pada kisaran 2,8%. Peran APBN akan tetap dioptimalkan untuk memitigasi tekanan inflasi, baik akibat perubahan iklim maupun gejolak eksternal. 

Menteri Keuangan

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan arah kebijakan fiskal 2024. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terus menjadi instrumen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Kebijakan fiskal akan suportif ke sektor pendidikan, infrastruktur, kesehatan, dan sebagainya. Dalam jangka pendek, akan ada kebijakan counter cyclical," kata Bendahara Negara dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian 2024 di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

APBN 2024, lanjut Sri Mulyani, akan tetap memberikan berbagai insentif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, baik dari sisi pasokan (supply) maupun permintaan (demand).

Penerimaan pajak, tambah Sri Mulyani, juga akan terus ditingkatkan. Namun tentu dengan kehati-hatian karena pertumbuhannya sudah sangat tinggi.

"Kita bayangkan 2021 dan 2022 pertumbuhan penerimaan pajak masing-masing 35% dan 40%. Itu baseline yang sudah elevated sangat tinggi. Apakah kita bisa menjaga momentum pertumbuhan dari basis pajak kita?" papar Sri Mulyani.

Sementara di sisi belanja, menurut Sri Mulyani, akan diperbaiki. Belanja negara harus lebih cepat dan lebih berkualitas.

Sedangkan di sisi pembiayaan, demikian Sri Mulyani, pemerintah akan tetap berhati-hati. Apalagi dalam iklim suku bunga yang bertahan tinggi dalam waktu lama (higher for longer).

"Kita akan terus berupaya untuk support growth. Jangan sampai APBN menjadi sumber masalah," tegasnya.

Wakil Menteri Keuangan

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan Indonesia masih berpotensi mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5%, tepatnya 5,2% pada 2024. Salah satu kuncinya adalah menggenjot konsumsi masyarakat.

“Jadi untuk pertumbuhan 2024, Kementerian Keuangan itu masih melihat potensi Indonesia tumbuh di sekitar 5,2%. Kunci dari Indonesia kalau mau tumbuh di angka 5,2% itu adalah konsumsi. Konsumsi kita harus bisa di atas 5%, malah kalau bisa di atas 5,2%, sehingga konsumsinya itu yang menjadi penggerak,” ungkap Suahasil, Selasa (19/12/2023).

Menurut dia, konsumsi merupakan komponen penyumbang proporsi yang tinggi dalam produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Suahasil menilai potensi konsumsi pada 2024 masih terlihat dari gerak ekonomi masyarakat dan gerak ekonomi rumah tangga, terlebih dengan adanya rangkaian kampanye pemilihan umum (Pemilu) mendatang. 

Selain itu, dia juga berharap penyelenggaraan Pemilu dapat memberikan keyakinan kepada investor sehingga mendorong angka investasi nasional. 

“Indonesia termasuk negara yang cukup matang menurut saya melakukan Pemilu. Jadi semoga dunia usaha bisa terus melihat dan tidak menunda keputusan investasinya,” kata Suahasil.

Potensi berikutnya dari pertumbuhan ekonomi berasal dari inflasi yang terjaga. Inflasi Indonesia yang relatif moderat di bawah 3% menjadi modal utama menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas harga secara keseluruhan.

“Kita akan terus jaga. Tentu memang banyak yang bertanggung jawab di sini, bukan hanya pemerintah, tapi juga di pemerintah juga banyak sekali soal infrastruktur, produksi pertanian, barang-barang pangan, lalu kemudian juga tentu teman-teman di pemerintah daerah,” kata Suahasil.

Gubernur Bank Indonesia (BI)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 akan berada di kisaran 4,7-5,5%. Pada 2024, dia memperkirakan kinerja konsumsi, baik swasta maupun pemerintah, dan investasi terus meningkat. Ini sejalan dengan keyakinan konsumsi masyarakat yang tetap kuat, dampak positif pelaksanaan Pemilu, serta keberlanjutan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Perekonomian Indonesia tetap tumbuh baik didukung oleh permintaan domestik. Konsumsi rumah tangga dan investasi tetap tumbuh sejalan dengan keyakinan masyarakat dan berlanjutnya penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN)," ujar Perry dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Desember 2023 lalu.

Sebelumnya, pada 2023, kinerja ekspor cenderung lebih baik, seiring dengan peningkatan permintaan beberapa mitra dagang utama, seperti Amerika Serikat (AS) dan India. Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), kinerja perekonomian terutama didorong oleh perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, serta konstruksi. Maka itu, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2023 berada dalam kisaran 4,5-5,3%. 

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan.

Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ketua Dewan Komisioner OJK  Mahendra Siregar menilai ketidakpastian eksternal masih menjadi risiko yang membayangi ekonomi 2024.

Oleh karena itu, OJK terus mendorong peran sektor jasa keuangan dalam mendorong mesin pertumbuhan ekonomi dan investasi 2024 baik terkait transisi energi, hingga proyek Ibu Kota Negara (IKN) baru. OJK memastikan kesehatan dan ketangguhan industri keuangan baik perbankan, pembiayaan, pasar modal hingga industri keuangan lainnya.

Mahendra juga mengatakan tantangan mendorong sektor dan industri keuangan adalah upaya menjaga keseimbangan terkait inovasi sektor keuangan dengan mengantisipasi risiko dari pemanfaatan inovasi keuangan.

Maka itu, penting untuk meningkatkan pengawasan terhadap integrasi dan kolaborasi multi sektor dapat menekan risiko. Selain itu peningkatan edukasi dan literasi juga terus didorong OJK.

Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan berada di kisaran 5%-5,3%, atau sedikit lebih tinggi dibanding perkiraan pertumbuhan ekonomi 2023, yakni  5%-5,2%.

“Untuk tahun 2024, kami memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di rentang 5% hingga 5,3%,” ujar Purbaya dalam LPS Awards 2023, Rabu 6 Desember 2023.

Meski demikian, menurut Purbaya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya berada di kisaran 5%, sedikit menurun dibanding masa setelah krisis, yakni di antara tahun 2004-2014 yang bisa tumbuh 6%.

Namun, lanjut Purbaya, dibandingkan dengan perekonomian global yang melemah, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5% masih lebih baik.

(lav)

No more pages