Dalam rapat edisi Desember, bank sentral Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,25-5,5%. Bahkan Ketua Jerome Powell memberi sinyal bahwa penurunan suku bunga acuan pada 2024 bukan sesuatu yang mustahil.
Dalam konferensi pers usai rapat Powell mengungkapkan bahwa para pejabat The Fed mulai mendiskusikan kapan waktu yang tepat untuk mulai menurunkan suku bunga acuan. “Itu (menurunkan suku bunga acuan) mulai terlihat dan menjadi topik diskusi dalam rapat kami hari ini,” ujar Powell, sebagaimana diwartakan oleh Bloomberg News.
Kabar soal potensi penurunan Federal Funds Rate tentu menjadi katalis positif bagi harga emas. Sebab, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Berinvestasi di emas kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.
“Kami memperkirakan harga emas akan lebih tinggi lagi dalam 12 bulan ke depan. Pelemahan data ekonomi dan penurunan inflasi akan membuat The Fed menurunkan suku bunga sehingga menopang harga emas,” kata Giovanni Staunovo, Analis UBS, dalam risetnya.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang sedang bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 60,54. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI menunjukkan angka 58,68. Masih cukup jauh di bawah 80, masih belum jenuh beli (overbought) sehingga masih ada ruang untuk akumulasi.
Akan tetapi, sepertinya ruang kenaikan harga emas sudah terbatas. Target resisten terdekat adalah US$ 2.067/ons. Jika tertembus, maka ada kemungkinan harga naik lagi menuju US$ 2.073/ons.
Sementara target support terdekat adalah US$ 2.050/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas turun lagi ke US$ 2.044/ons.
(aji)