Sepanjang tahun lalu, pemodal asing terlihat mulai kembali masuk di mana sampai 28 Desember, mencatat nilai pembelian bersih sebesar Rp80,45 triliun di pasar SBN dan posisi beli neto Rp52,81 triliun di Sertifikat Rupiah (SRBI). Sedangkan di pasar saham, asing masih mencatat posisi jual bersih sebesar Rp10,74 triliun pada periode yang sama.
Hari ini, rupiah menanti sentimen dari pengumuman data inflasi Desember pada pukul 11.00 WIB nanti oleh Badan Pusat Statistik. Konsensus pasar memperkirakan inflasi Desember akan sebesar 2,74% year-on-year, dengan inflasi bulanan sebesar 0,51% di mana itu berarti kenaikan dibanding November lalu.
Inflasi pangan menjadi salah satu kekhawatiran otoritas moneter di tengah lonjakan harga pangan yang masih belum jinak terdampak fenomena El Nino. Harga pangan yang terus tinggi bisa melesatkan lagi inflasi dan menyempitkan ruang bagi Bank Indonesia untuk memulai pelonggaran moneter bahkan ketika tekanan daya beli sudah dirasakan mayoritas masyarakat utamanya yang berpendapatan menengah ke bawah.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren penguatan pada perdagangan hari ini. Dengan target penguatan menuju Rp15.365-Rp15.310/US$. Level resistance selanjutnya berpotensi terus dan lanjut menguat ke Rp15.280/US$.
Adapun secara tren jangka menengah, atau dalam sepekan, rupiah berpotensi membentuk tren Higher High, dengan terkonfirmasi break out indikator MA-100, serta ada di trendline channel yang berpotensi menuju Rp15.258/US$.
Apabila rupiah memberikan indikasi pelemahan, support terdekat dapat menuju Rp15.450/US$, sementara kisaran gerak rupiah dalam support di antara Rp15.490-Rp15.550/US$.
(rui)