“Empat bank besar China belum dapat secara langsung mendukung kebutuhan produsen mobil kami di luar negeri, termasuk untuk pinjaman mobil konsumen, penggalangan dana oleh dealer, atau investasi asing langsung untuk membangun pabrik,” kata Xu di sebuah acara di Hong Kong pada 14 Desember.
“Produsen mobil China telah sampai pada tahap ekspansi internasional, dan ini membutuhkan dukungan finansial. Hong Kong adalah titik awal yang baik.”
Seiring dengan meningkatnya penjualan di luar negeri, produsen mobil listrik China dan perusahaan-perusahaan terkait juga berekspansi secara cepat.
BYD Co mengatakan akan membangun pabrik mobil listrik di Hungaria minggu lalu, yang pertama di benua itu, sementara produsen mobil China lainnya termasuk SAIC Motor Corp dan Great Wall Motor Co ingin memasuki pasar manufakturnya di Eropa.
China diketahui menganut kebijakan kontrol valuta asing, alhasil uang tidak dapat bergerak bebas masuk atau keluar dari negara tersebut. Bisnis yang memulangkan modal atau keuntungan biasanya menghadapi berbagai pemeriksaan dan pembatasan dari Beijing, dengan investasi asing langsung yang membutuhkan tanda tangan dari pihak berwenang seperti badan perencanaan ekonomi pusat negara, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (National Development and Reform Commission) dan Kementerian Perdagangan.
Hong Kong, sebagai Daerah Administratif Khusus, tidak termasuk dalam aturan-aturan ini. Perusahaan lain yang telah didirikan di Hong Kong baru-baru ini, termasuk Hozon New Energy Automobile Co dan perusahaan pembuat mobil otonom Black Sesame Technologies dan Beijing Horizon Robotics Technology R&D Co.
Hingga saat ini, perusahaan-perusahaan yang terkait dengan mobil listrik China telah menjanjikan investasi senilai HK$8,6 miliar (US$1,1 miliar) dan mengumumkan rencana untuk mempekerjakan 1.300 pekerja lokal, demikian ungkap Hong Kong’s Office for Attracting Strategic Enterprises kepada Bloomberg News.
CATL dan Hozon juga mempertimbangkan untuk go public atau melakukan pencatatan saham sekunder di Hong Kong. Pasar modal wilayah tersebut juga telah menjadi ‘rumah’ bagi saham BYD dan Geely Automobile Holdings Ltd, yang merupakan anak perusahaan Zhejiang Geely Holding Group Co.
Sementara itu, CAAM sedang merencanakan menghadirkan Pusat Penelitian Energi Baru Luar Negeri di Hong Kong, yang juga akan bertindak sebagai pusat layanan bagi anggotanya.
Di luar daya tarik finansialnya, Hong Kong, bekas jajahan Inggris kerap menjadi pasar pertama bagi produsen mobil China ketika meluncurkan model setir kanan. Hong Kong menganut aturan lalu lintas kendaraan setir kiri.
Merek-merek seperti XPeng Inc dan Zeekr yang dimiliki Geely membawa mobil setir kanan pertama mereka ke kota ini, misalnya.
Hong Kong bahkan memiliki arti penting bagi SAIC, salah satu produsen mobil milik negara terbesar di China. Pabrikan yang berbasis di Shanghai ini menjual model setir kanan elektrik dan plug-in hybrid dari merek MG Motor dan Maxus di sana.
Perusahaan memandang kota ini sebagai batu loncatan ke Asia Tenggara, di mana pasar EV utama yang sedang berkembang seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand juga menyetir dengan setir kanan, jelas Chen Gang, direktur penjualan dan marketing pasar internasional SAIC.
“Hong Kong sebagai pasar tidak terlalu besar, tetapi posisi strategisnya tinggi bagi kami,” kata Chen.
“Kami melihat Hong Kong sebagai jembatan penghubung untuk Asia Tenggara, sebuah jendela untuk memamerkan produk dan merek kami.”
(bbn)