Logo Bloomberg Technoz

Prediksi Pasar Properti Perumahan di Tahun 2024 Versi Analis 

Redaksi
01 January 2024 09:01

Suasana perumahan subsidi pemerintah di Kawasan Ciseeng Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/7/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Suasana perumahan subsidi pemerintah di Kawasan Ciseeng Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/7/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Cushman & Wakefield Indonesia, perusahaan jasa real estat meyakini pasar properti perumahan tapak (landed house) terus bertumbuh tahun depan. Keringanan uang muka atau down payment (DP) atas properti dan promo penerapan suku bunga KPR self subsidi yang ditawarkan para developer tetap bisa menjaga permintaan.

Para developer juga masih yakin adanya permintaan meski 2024 merupakan tahun politik yang identik menimbulkan sentimen negatif. Dalam catatan akhir tahun 2023 seperti disampaikan Handa Sulaiman, Vice Chairman Cushman & Wakefield, saat tahun politik dianggap hambatan justru para pengembang kini memanfaatkannya menjadi peluang. Ada faktor daya beli yang dipercaya meningkat di tahun 2024.

Faktor peningkatan permintaan pasar properti perumahan salah satunya dibukanya kebijakan warga negara asing (WNA) memiliki properti dengan syarat paspor. “Walaupun tidak signifikan,” terang Cushman & Wakefield.

Dorongan paling besar justru terjadi saat pemerintah memberi insentif pajak dalam pembelian properti. “Insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) diperkirakan akan menjadi pendorong utama terhadap permintaan kumulatif perumahan tapak di sepanjang tahun 2024,” tulis dia.

Secara kumulatif Cushman & Wakefield memproyeksikan kenaikan 2,8% YoY sepanjang tahun 2024. Dukungan dari regulator moneter, Bank Indonesia, yang menahan suku bunga acuan di 6% menjadi faktor dukungan lain.  Kebijakan suku bunga yang bertujuan mengendalikan inflasi di 2024 dipercaya tidak banyak mempengaruhi kredit perumahan (KPR).