Lee menunjuk pada “kemuakan dan kemarahan dunia” atas penderitaan manusia yang terjadi efek konflik Israel-Hamas.
“Untuk beberapa tahun ke depan, kita harus memperkirakan bahwa lingkungan eksternal akan kurang mendukung keamanan dan kemakmuran kita,”kata Lee.
“Ketidakpastian geopolitik akan terus membebani ekonomi global.”
Lee, 71 tahun, telah menjabat sebagai perdana menteri sejak 2004 dan berencana untuk menyerahkan tampuk kekuasaan kepada wakilnya Lawrence Wong pada 2024.
Dalam pesan Tahun Baru terakhirnya, ia mendorong warga Singapura untuk memberikan dukungan penuh kepada kepemimpinan baru.
“Ini bukan pertama kalinya kami mengalami transisi kepemimpinan, namun transisi selalu sulit. Singapura akan berada di bawah pengawasan ketat. Orang-orang di dekat dan jauh akan melihat bagaimana para pemimpin baru menjalin hubungan dengan warga Singapura, dan apakah negara kecil kami dapat tetap sukses dan luar biasa,” katanya.
Di bawah kepemimpinan Lee, pendapatan per kapita Singapura telah meningkat dari sekitar US$27.600 pada tahun 2004 menjadi US$87.880 pada tahun 2023. Menjadikan negara pulau kecil ini sebagai salah satu tempat terkaya di dunia.
Dia telah memimpin salah satu ekonomi paling kompetitif di dunia, sekaligus membantu negara kota ini menghadapi krisis keuangan global dan pandemi Covid-19. Lee turut mengawal hubungan Singapura yang lebih kuat dengan negara-negara besar seperti AS dan China, serta negara tetangga Malaysia dan Indonesia.
Prospek Singapura bergantung pada sejauh mana pemulihan dalam perdagangan global, mengingat bahwa ekspor setara dengan lebih dari satu setengah kali ukuran ekonomi pulau ini.
Meskipun pengiriman ke luar negeri berayun ke pertumbuhan untuk pertama kalinya dalam 14 bulan di bulan November, keuntungan sebagian besar disebabkan oleh rendahnya basis tahun lalu.
Lee mengatakan bahwa meskipun ekonomi tumbuh pada tahun 2023, rumah tangga masih merasakan tekanan biaya hidup yang lebih tinggi meskipun inflasi berangsur-angsur menurun.
Mengendalikan inflasi tetap menjadi prioritas utama para pembuat kebijakan sejak negara kota ini dibuka kembali pasca pandemi.
Pemerintah Singapura telah mengumumkan langkah-langkah dukungan senilai miliaran dolar, sementara bank sentral telah menjaga nilai tukar dolar lokal untuk meredam inflasi impor.
Kenaikan pajak barang dan jasa menjadi 9% mulai 1 Januari akan menambah tekanan harga, meskipun perdana menteri mengatakan bahwa pendapatan tambahan akan membantu pemerintah membayar biaya perawatan kesehatan yang terus meningkat.
Pihak berwenang akan terus memberikan bantuan moneter dan subsidi untuk meredam dampaknya, katanya.
(bbn)