Logo Bloomberg Technoz

Harga Minyak Sawit Turun Imbas Permintaan dari Tiongkok Merosot

Fransisco Rosarians Enga Geken
30 December 2023 17:00

Petani melakukan panen sawit di Perkebunan sawit PT Perkebunan Nusantara III (Dimas Ardian/Bloomberg)
Petani melakukan panen sawit di Perkebunan sawit PT Perkebunan Nusantara III (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Perdagangan menetapkan Harga Referensi (HR) komoditas minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) sebesar US$746,69/MT untuk periode 1—15 Januari 2024. Nilai ini turun 2,71% atau sebesar US$20,82 dari periode 16—31 Desember 2023 yaitu US$767,51/MT.

"Maka pemerintah akan mengenakan bea keluar (BK) sebesar US$18/MT dan pungutan ekspor (PE) CPO sebesar US$75/MT untuk periode 1—15 Januari 2024,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Budi Santoso, Sabtu (30/12/2023).

Menurut dia, penetapan HR Minyak Sawit didasarkan pada harga rata-rata pada bursa CPO pada periode 10—24 Desember  2023. Pada periode tersebut, Bursa CPO Indonesia mencatat US$712,19/MT; Bursa CPO Malaysia US$781,19/MT; dan Pasar Lelang CPO Rotterdam sebesar US$873/MT. 

Menurut Budi, penurunan HR CPO ini dipengaruhi penurunan permintaan dari Tiongkok usai tingginya minyak sawit selama beberapa periode sebelumnya. Selain itu, produksi kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia juga turun akibat pengaruh cuaca, serta penurunan harga minyak kedelai.

Sementara itu, harga referensi biji kakao ditetapkan sebesar US$4,230,97/MT atau naik US$280,35 (7,1%) periode Januari 2024. Harga Patokan Ekspor (HPE) biji kakao pun menjadi US$3.900/MT, naik US$273 atau 7,53% dari periode sebelumnya.