Di level Asia Tenggara, IHSG dengan kenaikan 6,16% menduduki posisi kedua terbaik setelah indeks saham Vietnam yang bertambah 12,2%. Namun di level Asia-Pasifik, kenaikan IHSG belum ada apa-apanya dibandingkan indeks Nikkei 225 (Jepang) yang melesat 28,24%, TAIEX (Taiwan) yang melejit 26,83%, KOSPI (Korea Selatan) yang melonjak 18,73%, atau SENSEX (India) dengan kenaikan 18,65%.
BREN dan AMMN Juara
Saham-saham pertambangan dan energi menjadi penopang kenaikan IHSG. Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menduduki peringkat teratas di top movers IHSG tahun ini.
Saham emiten milik Prajogo Pangestu tersebut membukukan kenaikan 858,3% sepanjang 2023 dan berkontribusi sebanyak 259,38 poin terhadap IHSG. Kapitalisasi pasar BREN tercatat Rp 1.000 triliun.
Di posisi kedua adalah PT Amman Mineral International Tbk (AMMN). Sepanjang 2023, harga saham AMMN bertambah 286,4% dan menyumbang 118,52 poin ke IHSG. Kapitalisasi pasarnya adalah Rp 475 triliun.
Saham-saham emiten perbankan juga menjadi top movers IHSG tahun ini. Harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik 21,9% dan menyumbang 104,18 poin terhadap IHSG. Kapitalisasi pasar BMRI ada di Rp 559 triliun.
Lalu apa pula PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang naik 15,9% dan menyumbang 95,85 poin terhadap IHSG. Kapitalisasi pasar BBRI adalah Rp 859 triliun.
Sementara di sisi top laggards, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi yang terparah. Harga saham emiten ini turun 36,2% dan membebani IHSG sebanyak 50,57 poin.
Berikutnya ada PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS). Harga saham BEBS anjlok 93,2% dan membebani IHSG sebanyak 49,49 poin.
(aji)