Bagaimanapun, dia memastikan Indonesia masih memiliki peluang untuk mendapatkan kucuran investasi di sektor penghiliran nikel dari Negeri Paman Sam. Terlebih, banyak perusahaan yang dinilai sudah memenuhi aspek keberlanjutan sesuai persyaratan AS.
“Harus diingat, [perusahaan] pertama yang masuk di nikel itu Vale Canada, kemudian Jepang di Aneka Tambang [Antam]. Cuma kenapa mereka enggak bisa [cepat bangun smelter]? Satu mahal, kedua tidak segesit smelter China. Cuma memang ada kelemahan smelter China, misalnya soal keamanan, seperti kejadian kemarin ini.”
Sampai dengan saat ini, Irwandy menyebut, progres negosiasi limited FTA dengan AS masih dalam perkembangan di Kemenko Marves sejak Presiden Joko Widodo bertemu Presiden Joe Biden di Washington bulan lalu.
Sulit Ekspor
Sementara itu, ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan insiden meledaknya tungku smelter PT ITSS di kawasan IMIP, Sulawesi Tengah adalah contoh teranyar isu keselamatan yang acapkali diabaikan perusahaan smelter nikel China.
“Ini bukan kasus pertama dan masalahnya adalah keselamatan pekerja sering dikalahkan dengan kepentingan agar proses perawatan lebih cepat dan produksi terus dilanjutkan,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (27/12/2023).
Smelter di Morowali tersebut, menurut Bhima, sebenarnya sudah lama disorot terkait dengan aspek perlindungan tenaga kerjanya. Dalam hal ini, dia menuding pemerintah hanya sibuk menerbitkan izin tanpa ada proses pemantauan ketenagakerjaan yang jelas.
“Saya khawatir, jika kejadian serupa terulang, produk nikel yang dihasilkan oleh Indonesia akan dihargai murah, bahkan kesulitan mencari pembeli karena mengabaikan keselamatan pekerja,” tuturnya.
Pada November, Presiden Joko Widodo juga bertemu Presiden AS Joe Biden di Washington untuk membahas bantuan teknis agar produk nikel Indonesia layak mendapat fasilitas fiskal dalam payung Inflation Reduction Act (IRA).
“Namun, situasi yang memburuk di pabrik nikel bisa mengancam kesepakatan ekspor olahan nikel Indonesia tidak saja ke AS, tetapi juga ke Eropa,” ujarnya.
(wdh)