"Kedutaan Besar China di Myanmar sekali lagi mengingatkan warga negara China di distrik Laukkai untuk segera mengungsi."
MNDAA telah berjanji untuk merebut kembali kota Laukkai, yang terkenal dengan perjudian, perdagangan manusia lintas negara dan penipuan online.
Dikutip dari Aljazeera, Beijing mengatakan bulan ini telah memediasi pembicaraan antara militer dan tiga kelompok bersenjata dan mencapai kesepakatan untuk "gencatan senjata sementara".
China sebelumnya telah menyerukan penghentian segera pertempuran di daerah tersebut, di mana jalur kereta api senilai satu miliar dolar direncanakan di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan Beijing (Belt and Road Initiative) senilai US$1 triliun.
Pada bulan November, aliansi anti-kudeta merebut kota perbatasan Chinshwehaw, jalur penting untuk perdagangan tahunan senilai US$1,8 miliar antara China dan Myanmar.
Para analis mengatakan Beijing mempertahankan hubungan dengan kelompok bersenjata etnis di Myanmar utara. Beberapa di antaranya memiliki ikatan etnis dan budaya yang erat dengan China dan menggunakan mata uang dan jaringan telepon China di wilayah yang mereka kuasai.
Beijing juga merupakan pemasok senjata utama dan sekutu militer. Akan tetapi hubungan telah tegang dalam beberapa bulan terakhir atas kegagalan militer untuk menindak keras pusat penipuan online di Myanmar yang menurut Beijing menargetkan warga negara China.
Para jenderal merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada Februari 2021.
(del)