Dengan profil seperti itu, Depo Plumpang sempat meraih predikat sebagai terminal BBM terbaik kedua di dunia versi Global Tank Storage Award 2018 setelah Saudi Aramco Terminal.

Hal itu pula yang menggarisbawahi mengapa kejadian kebakaran seperti Jumat malam lalu menjadi alarm penting bagi Pertamina agar meningkatkan keamanan Plumpang, sehingga risiko-risiko fatal seperti kebakaran yang sampai menelan korban jiwa, dapat dicegah dan pasokan BBM dan LPG tidak sampai terganggu. Bagaimanapun BBM dan LPG telah menjadi kebutuhan sangat penting masyarakat di mana suplai yang seret bisa mempengaruhi harga dan bisa berimbas pada inflasi.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam konferensi pers di Rumah Sakit Pertamina Pusat, Sabtu (4/3/2023), menjelaskan, supaya suplai BBM tetap stabil di tengah proses penanganan insiden Plumpang, pasokan BBM dan LPG juga akan dikerahkan dari terminal terdekat. Antara lain dari TBBM di Tanjung Barat, Padalarang dan Cikampek.

Perusahaan telah berkoordinasi dengan aparat hukum dan membentuk tim gabungan untuk menyelidiki penyebab kejadian fatal tersebut.

Nicke mengungkapkan, estimasi kerugian juga masih dalam proses evaluasi yang digelar bersamaan dengan investigasi.

Hasil investigasi akan menjadi dokumen pendukung aksi tindak lanjut Pertamina dalam mengevaluasi seluruh aset demi penataan yang lebih baik. Evaluasi juga akan digelar oleh Pertamina untuk keamanan seluruh aset Pertamina di berbagai daerah untuk mencegah kejadian buruk terulang.

"Perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk melihat penataan yang lebih baik lagi, memastikan masyarakat akan aman, operasi kami juga aman," jelas Nicke.

Dalam lima tahun terakhir, tercatat beberapa kali insiden kebakaran juga kerap terjadi di kilang-kilang minyak Pertamina di beberapa daerah. Pada 2021 misalnya, kilang Pertamina Cilacap mengalami kebakaran hingga dua kali. Pada 2022, kilang minyak Pertamina di Balikpapan juga sempat terbakar. Insiden fatal juga pernah terjadi di kilang minyak Cepu dan Balongan.

(rui)