Pada 2022, harga emas terpangkas 0,22% dan pada 2021 turun 3,59%.
“Kami memperkirakan harga emas akan lebih tinggi lagi dalam 12 bulan ke depan. Pelemahan data ekonomi dan penurunan inflasi akan membuat The Fed (Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat/AS) menurunkan suku bunga sehingga menopang harga emas,” kata Giovanni Staunovo, Analis UBS, dalam risetnya.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 61,21. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 77,89. Masih sedikit di bawah 80, sehingga belum jenuh beli (overbought) sehingga ada ruang untuk akumulasi.
Akan tetapi, sepertinya fase konsolidasi belum selesai. Oleh karena itu, kemungkinan koreksi harga emas masih akan terjadi.
Target support terdekat ada di US$ 2.053/ons. Jika tertembus, maka US$ 2.044/ons bisa menjadi support berikutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.073/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.080/ons.
(aji)