“Sampai saat 2023 ini, semua baik-baik saja. Jadi tidak ada perusahaan yang menyatakan mereka kurang bahan baku. Kenapa kita bisa lakukan itu? karena di 2022 kita menguatkan stok baik itu gula konsumsi maupun industri. Gula industri di-carryover 2022 ke 2023,” ujar Putu.
“Walaupun ada masalah iklim El-Nino, tapi masih produksi untuk gula tebu cukup baik, penurunan tidak signifikan, masih bisa mendukung dan semua kebutuhan industri maupun konsumsi untuk neraca komoditas sudah diselesaikan.”
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyinggung importir yang tidak melaksanakan penugasan impor gula karena takut mengalami kerugian imbas harga yang melambung tinggi.
“Secepatnya yang pegang kuota impor harus merealisasikan importasi, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti RNI dan PTPN, private juga sama. Hanya melakukan importasi ketika untung, maka kalau harga di luar lebih tinggi, mereka nggak melakukan importasi. Tidak gitu caranya,” cerita Arief di acara Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak di Gedung Bapanas, Senin (16/10/2023).
“Importasi bukan hanya harga, tapi pemenuhan stok.”
(dov/wep)