Serangan kelompok militan tersebut dimaksudkan untuk mendukung Hamas, kelompok yang didukung Iran dan menguasai Jalur Gaza yang melakukan serangan pada 7 Oktober di Israel yang memicu perang.
AS telah merespons dengan memperkuat kehadiran angkatan lautnya di Laut Mediterania dan membentuk satuan tugas maritim multinasional untuk melindungi kapal-kapal di Laut Merah. Gedung Putih juga mendeklasifikasi intelijen yang mengatakan bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan tersebut, sebuah klaim yang dibantah oleh Teheran. Pasukan militer AS selama berminggu-minggu juga telah melakukan serangan terhadap target milisi di Irak dan Suriah.
Serangan terbaru ini ditujukan terhadap situs-situs yang terkait dengan Kataib Hizbullah yang berbasis di Irak. Mereka berada di balik serangan yang melukai tiga personel AS, menyebabkan satu orang berada dalam kondisi kritis.
Ketegangan masih tinggi seiring dengan upaya AS dan negara-negara lain untuk mengendalikan konflik Israel-Hamas agar tidak meluas dan mengganggu stabilitas Timur Tengah. Biden pada Selasa berbicara dengan pemimpin Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Al Thani tentang menghidupkan kembali upaya pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas, dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Langkah-langkah tersebut dapat memicu jeda perang.
Komentar Biden termasuk dalam surat yang katanya "konsisten" dengan Resolusi Kekuatan Perang 1973, yang mengharuskan presiden memberi tahu Kongres dalam waktu 48 jam setelah melakukan tindakan militer.
(bbn)
