Logo Bloomberg Technoz

Namun kata dia, aktivitas kampanye hingga debat capres bisa menjadi faktor lain terhadap elektabilitas.

Jika dengan Jokowi effect mestinya pasangan ini sudah melewati batas psikologis elektabilitasnya. Tapi kenyataan tidak demikian.

Pengamat Politik BRIN Lili Romli

Yang juga perlu diketahui undecided voters masih tinggi bahkan hingga 28,7% versi Litbang Kompas.

Sebagai catatan, pada dua kali pemilu suara yang diraup Prabowo saat maju di Pilpres 2014 dan 2019 sudah pernah hingga 46%. Namun dia harus kalah dari Jokowi.

Ilustrasi surat suara pemilu. (Andri Tambunan/Bloomberg)

Berikut perbandingan suara Jokowi dan Prabowo dua kali pemilu:

Jokowi pada Pemilu 2019: 85.607.362 atau 55,50%
Jokowi pada Pemilu 2014: 70.997.833 atau 53,15%.

Prabowo pada Pemilu 2019: 68.650.239 atau 44,50%
Prabowo pada Pemilu 2014: 62.576.444 atau 46,85%

Artinya tanpa dukungan dari Jokowi, Prabowo sudah pernah bisa meraup angka 46,85% dari koalisinya.

Hal ini yang lalu dikomentari oleh pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli. Menurutnya, jika Jokowi effect bekerja dengan kuat, harusnya elektabilitas Prabowo sudah melampaui angka 50%. Apalagi hari pencoblosan kurang dari dua bulan lagi.

Apalagi Jokowi selama tahun politik sudah sibuk mengucurkan bansos dan bantuan langsung tunai (BLT). Dia menilai, Jokowi effect ke Prabowo tak besar.

"Ini terbukti dengan survei elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran. Jika dengan Jokowi effect mestinya pasangan ini sudah melewati batas psikologis elektabilitasnya. Tapi kenyataan tidak demikian. Selain itu juga Prabowo yang sudah 2 kali maju dan ini yang ketiga sebagai capres harusnya elektabilitasnya tinggi," kata Lili Romli pada saat dihubungi, Rabu (27/12/2023).

Menurutnya, banyak juga pendukung Jokowi tak serta-merta mendukung Prabowo-Gibran karena mereka adalah pemilih rasional. Artinya sekalipun paslon 2 di-endorse Jokowi bukan berarti Prabowo maupun Gibran adalah Jokowi. Oleh karena elektabilitas cenderung di angka 45% menurut Lili, termasuk stagnan.

"Ini karena pemilih sekarang otonom dan rasional, ia memiliki pertimbangan dan alasan sendiri ketika ia menentukan pilihan," tambahnya.

Diketahui paslon Prabowo-Gibran selama ini juga mendengungkan mereka bisa menang pemilu dalam satu putaran. Untuk diketahui untuk menang satu putaran, paslon harus mendapatkan suara 50%+1.

Bloomberg Technoz akan mengupas soal Jokowi effect di Pemilu 2024. Oleh karena itu, ikuti laporan edisi khusus yang akan dipublikasikan di website kami dalam pekan ini.

(ezr)

No more pages