Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Industri perbankan mengalami perubahan signifikan sepanjang 2023, terutama dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang pesat. 

Baik konglomerasi besar, maupun perusahaan raksasa teknologi, tak ingin ketinggalan momentum dengan mengakuisisi bank berskala lebih kecil untuk dijadikan bank digital, seperti yang sedang tren saat ini. Tak hanya itu, bank berskala besar juga mencari celah dari penurunan kinerja bank asing yang beroperasi di Indonesia.

Berikut daftar bank yang melakukan aksi korporasi sepanjang 2023, dihimpun dari arsip Bloomberg Technoz, laman jejaring resmi perusahaan, dan sumber lainnya: 

PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) 

PT Takjub Financial Teknologi (Ajaib Group) mengakuisisi PT Bank Bumi Arta Tbk dalam 2 tahap, yakni akuisisi 24% saham pada November 2021 dan akuisisi 16% saham pada 12 April 2022. Dengan harga akuisisi di Rp1.345 per saham, Ajaib menggelontorkan dana Rp1,34 triliun. Setelah akuisisi ini, Ajaib menggenggam 40% saham BNBA dan menjadi pemegang saham terbesar. 

PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) 

Pada September 2022, PT Sedaya Multi Investama atau biasa dikenal sebagai Astra Financial dan perusahaan asal Hong Kong, WeLab Sky Ltd, mengakuisisi BJJ dengan nilai transaksi US$500 juta atau sekitar Rp7,8 triliun. Astra dan WeLab menjadi pemegang saham mayoritas BJJ dengan porsi masing-masing 49,56%.

Selanjutnya, Astra dan WeLab mengganti nama Bank Jasa Jakarta menjadi Bank Saqu dan melakukan peluncurannya pada 11 Oktober 2023. Sebelumnya, PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) merupakan perusahaan perbankan yang dikembangkan oleh keluarga Iskandar Widyadi melalui PT Widya Raharja Dharma dan PT Adikarta Graha, sejak 1984. Kala itu, BJJ melayani individu dan usaha kecil dan menengah (UKM).

Bank Commonwealth 

PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) atau yang kini berganti nama menjadi Bank OCBC Indonesia, mengakuisisi 99% saham PT Bank Commonwealth di Indonesia. Estimasi nilai transaksi akuisisi itu sekitar Rp2,22 triliun. Namun, nilai ini masih bergantung pada penyesuaian yang wajar sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam perjanjian.

Lini Bisnis Konsumer Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI)

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mengakuisisi bisnis ritel Standard Chartered Bank Indonesia, terdiri dari Kartu Kredit, Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

Akuisisi bertujuan untuk memperkuat bisnis consumer Bank Danamon, yang merupakan penggerak bisnis utama perseroan. Akuisisi juga diharapkan mampu menciptakan skala ekonomi dari investasi pada jaringan cabang, perbankan digital, dan kapabilitas lain.

• Bisnis Consumer Banking Citibank Indonesia

PT Bank UOB Indonesia mengambil alih bisnis konsumen milik Citibank Indonesia, dengan total dana yang digelontorkan hingga Rp1,06 triliun. Oleh karenanya, Citibank Indonesia mengalihkan bisnis Consumer Banking, termasuk retail banking dan kartu kredit kepada PT Bank UOB Indonesia.

Secara lebih rinci, akuisisi aset Citibank yang dilakukan Bank UOB Indonesia mencakup bisnis perbankan ritel, kartu kredit, dan pinjaman tanpa agunan, serta perpindahan karyawan.

• Konsolidasi Bank Pembangunan Daerah (BPD)

Konsolidasi BPD dilakukan untuk memenuhi aturan modal inti BPD yang diatur dalam POJK 12/2020 melalui skema kelompok usaha bank (KUB). Dalam POJK tersebut, BPD wajib memiliki modal inti Rp3 triliun paling lambat 31 Desember 2023. 

Sampai saat ini terdapat empat BPD yang akan menjadi jangkar bagi BPD lain, yakni PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Tbk (BJTG), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), dan Bank Pembangunan Daerah DKI.

Berdasarkan informasi, Bank Jatim menargetkan Bank Pembangunan Daerah NTB Syariah dan Bank Pembangunan Daerah Lampung ke dalam kelompok usaha bank (KUB). 

Selanjutnya, Bank BJB juga menargetkan empat bank kedalam KUB. Bank ini terdiri dari, Bank Bengkulu, Bank Sultra, Bank Maluku Malut, dan Bank Jambi.

(azr/lav)

No more pages
Ramadan 2025