Logo Bloomberg Technoz

Hilirisasi Batu Bara Mandek, RI Kini Fokus ke Tambang Bawah Tanah

Wike Dita Herlinda
27 December 2023 15:10

Aktivitas angkut batu bara. (Dok abm-investama.com)
Aktivitas angkut batu bara. (Dok abm-investama.com)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Indonesia mulai beralih fokus menggarap lebih banyak pertambangan batu bara bawah tanah, setelah megaproyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) ditinggal oleh investor Amerika Serikat (AS) Air Products & Chemical Inc (APCI) awal tahun ini. 

Bahkan, pertambangan batu bara bawah tanah digadang-gadang akan menjadi tren di Indonesia pada masa depan, seiring dengan kian menipisnya cadangan si batu hitam di lapisan permukaan. Saat ini, RI baru memiliki satu tambang batu bara underground yang diresmikan pekan lalu.

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba Kementerian ESDM Irwandy Arif tidak menampik pertambagan batu bara bawah tanah menelan biaya lebih tinggi, tetapi risiko kerusakannya lebih minim dibandingkan dengan tambang permukaan.

Dia mengelaborasi biaya operasi tambang bawah tanah lebih tinggi karena adanya tambahan ongkos untuk ventilasi, penyanggaan, dan sebagainya.

Biaya operasional tambang bawah tanah kira-kira dua kali lebih mahal dibandingkan dengan tambang terbuka. Adapun, kebutuhan modal tambang bawah tanah kira-kira 3—4 kali lebih mahal dari tambang terbuka.