Logo Bloomberg Technoz

Pada 2013, persentase penduduk miskin di Sulawesi Tenggara mencapai 13,05% dengan jumlah penduduk miskin mencapai 330.800 orang.

Fasilitas pemrosesan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia, Rabu (8/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sulawesi Tengah pada kuartal III-2023 mencapai 13,06% year-on-year. Prestasi yang gemilang, meskipun angka itu turun dibandingkan 2022, ketika pertumbuhannya mencapai 18,96%. 

Apabila ditilik 10 tahun ke belakang, peningkatannya memang cukup tinggi di mana pada 2013, pertumbuhan ekonomi provinsi yang kaya sumber daya alam itu masih di level 6,28%. Di Maluku Utara, provinsi yang juga kaya akan nikel, ekonomi tumbuh 25,13% year-on-year pada kuartal III-2023, naik dari tahun sebelumnya sebesar 22,94%, dan jauh lebih pesat dibandingkan 10 tahun lalu pada 2013 dengan pertumbuhan 6,36%.

Untuk diketahui, pertambangan nikel semakin memuncak setidaknya sejak 2013. Di Sulawesi Tengah, berdiri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), yang beroperasi sejak 2013 dan sejauh ini disebut sebagai salah satu pabrik nikel terbesar dengan mayoritas saham dimiliki oleh Tsingshan Group, perusahaan pengolahan nikel terbesar di dunia. 

Bukan Kali Pertama

Insiden kecelakaan kerja sebenarnya sudah merupakan isu yang lama menjadi sorotan, menyusul gelombang pembukaan tambang nikel, sebagian besar dimiliki oleh China, selain isu lingkungan hidup, juga isu pembiayaan investasi yang banyak mengenakan skema utang khas Tiongkok. 

Selain itu, kecelakaan meledaknya smelter ITSS itu bukan kali pertama. Insiden seperti ini sudah berkali-kali terjadi di smelter-smelter milik China, di tengah sorotan atas minimnya perhatian pada aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan tata kelola yang buruk.

Marak investasi China di Indonesia yang berada dalam payung Belt and Road Initiative (BRI) yang digadang -gadang oleh Tiongkok, bukan hanya menimbulkan kritik terkait utang, tapi juga kualitas tata kelola investasi yang buruk dengan serentetan isu lingkungan hidup dan keselamatan kerja.

Policy Paper yang dirilis oleh Centre of Law and Economic Studies (CELIOS) beberapa waktu lalu secara spesifik menyoroti buruknya tata kelola di proyek-proyek yang melibatkan China sebagai investor. 

Ilustrasi Nikel (Sumber: Bloomberg)

"Banyak perusahaan yang belum ketat dalam memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Masih banyak ditemukan insiden, kecelakaan, serta sejumlah konflik yang terjadi antar pekerja," kata Direktur Kajian Indonesia-China CELIOS M. Zulfikar Rakhmat dan Yeta Purnama dalam kajian yang dilansir beberapa waktu lalu, dikutip Senin (25/12/2023).

Sebelum insiden ledakan smelter ITSS kemarin, sebelumnya pada 2020 juga pernah ada insiden serupa di perusahaan yang sama dan memakan korban jiwa satu orang meninggal dunia.

Mengutip data yang dilansir oleh Celios, berikut ini beberapa insiden kecelakaan kerja di smelter-smelter nikel milik China di Indonesia:

  1. PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah: 18 insiden, 15 orang meninggal dunia, 3 orang bunuh diri, 41 korban luka (tahun insiden: 2018, 2019,2020, 2021, 2022)
  2. PT Weda Bay Industrial Park (IWIP), Halmahera Tengah, Maluku Utara: 9 insiden, 4 orang meninggal dunia, 3 orang bunuh diri, 18 korban luka (tahun insiden: 2021 dan 2022)
  3. PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), Konawe, Sulawesi Tenggara: 9 insiden, 7 korban meninggal dunia, 2 orang bunuh diri (tahun kejadian 2015,2018, 2019, 2020, 2021 dan 2022)
  4. PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), Morowali utara, Sulawesi Tengah: 10 insiden, 8 orang meninggal dunia, 2 orang bunuh diri, 3 korban luka (tahun insiden: 2020, 2022 dan 2023)
  5. PT Obsidian Stainless Steel, Konawe, Sulawesi Tenggara: 3 insiden, 2 orang meninggal dunia, 5 orang korban luka (tahun kejadian: 2020, 2021, dan 2022)
  6. PT Huadi Nickel Alloy Indonesia, Bantaeng, Sulawesi Selatan: 6 insiden, 3 orang korban jiwa dan 5 korban luka (tahun insiden 2020, 2021 dan 2022)
  7. PT Wanxiang Nickel Indonesia, Bantaeng, Sulawesi Selatan: 3 insiden, 3 orang korban luka (tahun insiden: 2022)
  8. PT Huadi Wuzhou Nickel Industry, Bantaeng, Sulawesi Selatan: 3 insiden, 3 orang korban luka (tahun insiden: 2022)
  9. PT Sulawesi Mining Investment, Morowali, Sulawesi Tengah: 2 insiden, 2 orang korban meninggal dunia (tahun insiden 2017 dan 2018)
  10. PT Indonesia Tshingshan Stainless Steel, Morowali Utara, Sulawesi Tengah: 2 insiden, 14 korban meninggal dunia, 22 orang korban luka (tahun insiden 2020 dan 2023)

(rui/aji)

No more pages

Artikel Terkait

Baca Juga

Lainnya