Pemutusan kerja cenderung terkonsentrasi pada bulan Desember dan Januari, ketika perusahaan merencanakan anggaran mereka tahun berikutnya.
Lebih dari 500 startup telah tutup sepanjang tahun ini, berdasarkan data Carta Inc, dengan mayoritas mengakhiri fase kritis dan bangkrut dengan alasan sulit mencari sumber pendanaan alternatif.
“Sangat mengecewakan karena para investor menarik diri,” cerita salah satu pendiri startup Sri Artham, yang menawarkan daging vegan berbahan dasar nabati dan telah berdiri sejak tahun 2019.
Kesuraman juga berlangsung di Indonesia, dengan deretan startup yang tutup sepanjang tahun yaitu: Pegipegi hingga JD.ID.
Pegipegi yang merupakan perusahaan startup yang berdiri sejak bulan Mei 2023 memutuskan menghentikan operasi. Pegipegi sebelumnya didukung oleh tiga perusahaan, yaitu PT Alternative Media (AMG), Recruit Holdings, dan Altavindo. Merangkum dari berbagai sumber, pada tahun 2018 Pegipegi diambil alih secara penuh oleh perusahaan Singapore, Jet Tech Innovation Ventures.
Sebagai pemain Online Travel Agent (OTA) Pegipegi disinyalir kalah saing dengan rival yang punya skala permodalan dan bisnis lebih besar.
“Dengan berat hati, hari ini per 11 Desember 2023 Pegipegi harus pamit,” mengutip pernyataan resmi Pegipegi dalam situs resminya. Penutupan Pegipegi jauh dari prediksi Google, Temasek, dan Bain & Co, bahwa tahun 2023 merupakan kesempatan OTA untuk bangkit usai terpuruk efek pandemi.
Tidak ada keterangan lebih rinci alasan penutupan dari petinggi Pegipegi, namun yang pasti pengguna yang telah memesan tiket hingga batas terakhir yang telah ditetapkan, sampai dengan 10 Desember 2023 pukul 23:59 WIB, tetap berlaku.
Seluruh pengguna yang ingin mengajukan pertanyaan, meminta dana kembali atau refund, bahkan menyatakan keluhan, atau bermaksud menukar jadwal (reschedule) tiket bisa menghubungi email cs@pegipegi.com.
JD.ID sejak awal tahun 2023 sudah lebih dulu mengumumkan penutupan layanan. Berstatus unicorn, atau perusahaan dengan valuasi perusahaan melebihi US$ 1 miliar ini hadir di Indonesia lewat kerja sama raksasa e-commerce asal China, JD.com dengan Provident Capital.
Persaingan ketat di industri e-commerce disinyalir menjadi alasan JD.ID gulung tikar, meski awalnya perusahaan berambisi menargetkan pengguna di Indonesia, dengan menghadirkan gudang, pop up store, hingga gerai toko offline untuk produk gadget dan elektronik.
“Ini adalah keputusan strategis dari JD.COM untuk berkembang di pasar internasional dengan fokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan logistik dan pergudangan sebagai intinya,” disampaikan Head of Corporate Communications dan Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara.
Perusahaan tahun lalu telah memutuskan PHK beberapa posisi, tepatnya pada bulan Mei dan Desember. JD.ID setop semua pemesanan mulai 15 Februari 2023 dan ‘shut down’ pada 31 Maret. Sebelumnya layanan logistik mereka, JDL Express Indonesia juga tutup 22 Januari 2023.
CoHive, startup penyedian layanan co-working space juga tutup awal tahun 2023. Ini merupakan rangkaian dari putusan pailit perusahaan oleh pengadilan pada Januari 2023. Alasan penutupan adalah termasuk pandemi yang berkepanjangan.
Startup Ula yang didukung oleh beberapa pemodal ventura ternama seperti Sequoia India, Lightspeed Venture Partners, bahkan kelompok investor termasuk milik Jeff Bezos mengumumkan menutup operasi. Hal yang diikuti dengan pemberhentian (PHK) sebagian besar tim.
Pada Oktober 2023 perusahaan yang fokus menggarap segmen business-to-business (B2B) ini resmi menyatakan meninggalkan bisnis distribusi FMCG berbasis inventori. Perkembangan bisnis perdagangan B2B tidak sesuai harapan. Model bisnis FMCG ini “memerlukan investasi yang telah terbukti sulit, terutama di tengah ekonomi digital yang lesu.”
“Transformasi ini akan memungkinkan kami untuk mengembalikan fokus kami kepada model bisnis yang lebih cocok dalam kondisi saat ini, dengan memanfaatkan teknologi, memberikan margin yang tinggi, dan permodalan yang efisien,” kata Kenneth Chew W Communication selaku perwakilan perusahaan.
Bisnis layanan kepada pedagang kecil tradisional mendorong gelombang PHK. Meski tidak disebutkan jumlah karyawan terdampak, Ula menegaskan bahwa paket kompensasi diberikan sesuai dengan aturan perundang-undangan.
Rumah.com ikut gulung tikar. Perusahaan yang menjadi menjadi bagian dari PropertyGuru, menutup operasinya di Indonesia per 30 November 2023. Imbasnya sejumlah 61 karyawan harus di-PHK, dilaporkan Bloomberg News. Rumah.com mengklaim menguasai 43% pasar properti daring di Indonesia dengan langkah terakhirnya kala itu mengakuisisi salah satu kompetitor, RumahDijual.com.
"Terimakasih telah menjadikan Rumah.com sebagai portal properti andalan selama lebih dari 10 tahun. Mulai tanggal 1 Desember 2023 kami akan berhenti beroperasi," tulis Rumah.com. "Sekali lagi, kami berterimakasih atas dukungan Anda selama ini. Perjalanan PropertyGuru di Indonesia akan dilanjutkan oleh Asia Property Awards."
Startup lain yang memutuskan menutup operasi adalah BukuKas, yang kemudian bernama Lummo, sebuah aplikasi pencatatan atau jurnal keuangan (software-as-a-service). Pengumuman disampaikan pada 26 Mei 2023 silam. BukuKas sempat menjadi perbincangan di kalangan pemerhati startup karena dukungan nama-nama pemodal top, termasuk Sequoia Capital dan Tiger Global. Jeff Bezos pemilik e-commerce ternama AS, Amazon, juga dikabarkan ikut masuk dalam putaran pendaraan lanjutan pada September tahun lalu.
Penawaran aplikasi pencatatan transaksi berlangganan BukuKas telah hadir sejak akhir tahun 2019 di bawah entitas Beegroup Financial. Layanannya berkembang ke inventaris, pembayaran di dalam aplikasi atau BukuKasPay, hingga menjadikan perusahaan sebagai penyedia jasa neo-bank dengan fokus pada pelanggan UMKM.
(wep)