Keseluruhan Bursa Saham Asia juga menapaki jalur hijau penguatan. Pada pukul 12.25 WIB siang hari, Hang Seng (Hong Kong) menguat 1,52%, Nikkei 225 (Tokyo) dengan kenaikan 1,25%, Topix (Jepang) terapresiasi 1,13%, TW Weighted Index (Taiwan) melonjak 0,73%, dan Straits Time (Singapura) menguat 0,67%.
Menyusul IHSG (Indonesia) yang menguat 0,52%, Shanghai Composite (China) terbang 0,42%, KLCI (Malaysia) terapresiasi 0,21%, SETI (Thailand) menghijau 0,12%, KOSPI (Korea Selatan) menguat 0,07%, dan Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam) naik 0,05%.
Bursa Saham Asia mendapati katalis positif dari yang terjadi di New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, 3 indeks utama di Wall Street berhasil menutup perdagangan di zona hijau.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) berhasil menguat 0,43%. Menyusul S&P 500 dan Nasdaq Composite jatuh masing-masing 0,42% dan 0,54%.
Euforia pasar saham terus menguat di tengah spekulasi bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menurunkan suku bunga acuan pada awal Maret.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, kontrak swap terkait dengan pertemuan The Fed menyatakan kemungkinan lebih dari 90% bahwa Bank Sentral AS akan menurunkan kisaran suku bunga target saat ini sebesar 5,25% hingga 5,5% pada Maret.
Sepanjang 2024, para trader memperkirakan tren pengguntingan suku bunga acuan mencapai sekitar 160 basis poin, lebih dari dua kali lipat dari yang diisyaratkan oleh pejabat The Fed awal bulan ini dalam proyeksi kuartalan terbaru mereka.
"Pasar akan menguat hingga akhir tahun, mengingat kekuatan di bulan Desember sejauh ini," tulis Tom Lee, Kepala Riset di Fundstrat, dalam catatan hari Selasa.
(fad)