Bloomberg Technoz, Jakarta - Prancis mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza menyusul agresi militer yang tiada henti.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan "sangat prihatin" setelah mendengar pengumuman Israel bahwa mereka akan semakin mengintensifkan dan memperpanjang pertempuran melawan Hamas di Gaza.
"Prancis dengan tegas menyerukan [kepada Israel] untuk segera melakukan jeda perang yang mengarah pada gencatan senjata," demikian bunyi pernyataan dari kementerian pada Selasa, dikutip dari Al Jazeera.
Pemerintah Prancis juga mengutuk "pengeboman sistematis yang kembali menyebabkan banyak korban sipil dalam beberapa hari terakhir."

Pernyataan terbaru dalam kementerian luar negeri Prancis menandakan pandangan negara tersebut yang telah berubah terkait konflik ini, setelah di awal-awal perang membela agresi militer Israel ke Gaza sebagai bentuk pertahanan diri.
Amerika Serikat (AS) juga telah meminta Israel untuk mengubah pendekatannya dalam perang melawan Hamas, dari serangan besar-besaran ke serangan yang lebih terarah. Pernyataan tersebut dibuat Presiden AS Joe Biden setelah korban warga sipil terus bertambah setiap harinya di Gaza, yang kini menyentuh angka 20.915 jiwa.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seakan tidak peduli dengan segala tekanan dari para sekutunya. Dia justru mengumumkan akan mengintesifkan perang, dan memberi tiga syarat jika ingin mencapai perdamaian.
Ketiga syarat itu adalah penghancuran kelompok tersebut, demiliterisasi Gaza, dan masyarakat Palestina harus “deradikalisasi.”
“Dalam menghancurkan Hamas, Israel akan terus bertindak sesuai dengan hukum internasional,” tulis Netanyahu dalam sebuah opini di Wall Street Journal yang diterbitkan pada Senin. Dia mengatakan bahwa melenyapkan Hamas “adalah satu-satunya respons yang proporsional untuk mencegah terulangnya kekejaman yang mengerikan tersebut.”
(red)