Selain itu, Aryo juga mengatakan bahwa perseroan pun tengah memitigasi langkah-langkah kemungkinan serangan yang dapat mempengaruhi pengiriman kapalnya.
Pertama, subholding PT Pertamina (Persero) dalam pengiriman logistik itu akan berupaya menigkatkan kewaspadaan dan komunikasi yang intens dengan patrol di perairan sekitar.
Kedua, melakukan due diligence, risk assesment dan komunikasi dengan P&I (protection & indemnity) Club terkait dengan premi asuransi di daerah berisiko tinggi.
"Ketiga, kewaspadaan serangan siber yang mengubah informasi tujuan kapal menjadi Israel, yang merupakan target kelompok houthi, dan extra-protection dengan peningkatan asuransi."
Belakangan, serangan kelompok yang didukung Iran, sebagai ancaman eskalasi konflik berkepanjangan Israel-Hamas itu telah menyebabkan banyak kapal menghindari Laut Merah selatan, yang digunakan untuk mengangkut berbagai barang mulai dari manufaktur hingga biji-bijian, hingga migas.
Para perusahaan pengiriman logistik global pun memperkirakan biaya tambahan dan penundaan tersebut memberikan risiko terhadap ekonomi global, tepat ketika inflasi tampaknya akan mulai mereda.
(ibn/wdh)