“Janji seperti membuat 40 kota selevel Jakarta, GDP growth (gross domestic product atau pertumbuhan ekonomi) 7% itu menurut saya sangat progresif. Namun, saya belum tahu apakah janji ini sudah memperhitungkan berbagai pertimbangan kemungkinan ketidakpastian,” katanya.
Dia menjelaskan, pada 2024, kemungkinan konflik geopolitik Ukraina-Rusia semakin memanas, eskalasi perang Israel-Hamas yang menyebar ke regional, disrupsi perubahan iklim terhadap rantai pasok global, peningkatan suku bunga, serta kemungkinan resesi global.
"Tidak hanya Indonesia yang menyelenggarakan Pemilu pada 2024, Amerika Serikat, India, dan beberapa negara lainnya juga akan Pemilu. Jadi, kebijakan ekonomi negara ini sebelum Pemilu seharusnya juga perlu menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan ekonomi para paslon yang dijabarkan para cawapres dalam debat tersebut,” tegas Putu.
Putu berpendapat bahwa seharusnya debat ekonomi cawapres tidak hanya memberikan janji manis semata, tetapi juga memberikan solusi atas permasalahan.
Terkait dengan investasi misalnya, menurut Putu, hal yang diutarakan masih cenderung investasi dari luar negeri. Padahal, investor dalam negeri juga tidak kalah penting.
"Berbicara bantuan sosial (Bansos) yang akan dilanjutkan ke depannya, misalnya, belum menjawab terkait bagaimana upaya agar Bansos ini dapat tersalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, bagaimana perhitungan bansos agar tidak terlalu membebani keuangan negara. Beberapa hal ini belum secara lengkap dijelaskan,” paparnya.
Putu menilai seharusnya para cawapres juga lebih berani dan keluar dari zona nyaman dalam membicarakan terkait ekonomi.
“Kenapa para cawapres selalu berbicara PDB (produk domestik bruto), tapi jarang berbicara Indeks Pembangunan Manusia. Ada tema keuangan, belum berbicara tentang keuangan berkelanjutan," tanya Putu.
Selain itu, menurut dia, ada pula persoalan di sektor keuangan terkait upaya pendanaan proyek hijau, serta bentuk insentif dan disinsentifnya.
"Mungkin tidak bisa dibahas dalam sesi pertanyaan dari panelis, tapi sayang tidak dipertanyakan dalam sesi tanya jawab antar cawapres,” tutupnya.
(lav)