Lebih dari 20.000 orang telah terbunuh di Gaza sejak dimulainya perang, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Sebagian besar daerah kantong Palestina telah rata dengan tanah akibat serangan udara Israel dan PBB mengatakan situasi kemanusiaannya sangat buruk.
Amerika Serikat (AS) terus mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri, dengan memveto resolusi Dewan Keamanan PBB awal bulan ini yang menyerukan gencatan senjata.
Namun, Presiden Joe Biden dan para pejabat tingginya semakin menekan Israel untuk mengubah pendekatannya dalam perang melawan Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa (UE).
Netanyahu telah berulang kali mengatakan perang akan berlangsung selama diperlukan untuk menghancurkan Hamas. Dia dan kabinetnya tidak menentukan batas waktu mengenai periode sengitnya pertempuran, atau perang yang lebih luas itu sendiri.
Dalam opininya, perdana menteri mengatakan pemerintahnya harus memastikan Gaza tidak lagi digunakan sebagai basis untuk menyerang Israel.
Hal ini memerlukan “pembentukan zona keamanan sementara di sekeliling Gaza dan mekanisme inspeksi di perbatasan antara Gaza dan Mesir yang memenuhi kebutuhan keamanan Israel dan mencegah penyelundupan senjata ke wilayah tersebut,” tulisnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pekan lalu bahwa kampanye Israel perlu beralih dari serangan skala besar ke operasi yang lebih tepat untuk mengurangi jumlah korban jiwa warga sipil Palestina.
Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, orang kepercayaan Netanyahu dan mantan duta besar untuk AS, diperkirakan berada di Washington pada Selasa (26/12/2023) untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri mengenai rencana Israel untuk pada akhirnya mengurangi perang, Axios melaporkan, mengutip pejabat Israel dan Amerika yang tidak disebutkan namanya.
(bbn)