Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Skandal pemalsuan standar keselamatan mobil Daihatsu terus memunculkan fakta terbaru.

Daihatsu rupanya telah memanipulasi hasil uji keselamatan sejak tahun 1989. Ini merupakan hasil investigasi skandal Daihatsu usai kementerian transportasi Jepang menggerebek kantor pusat Daihatsu di Osaka pekan lalu.

Lamanya praktik skandal daihatsu, ditambah luasnya penetrasi suku cadang produksi, berpotensi merambat pada merek lain. 

Pasalnya, suku cadang Daihatsu menjangkau lebih dari 4.000 entitas. Sejumlah merek pun tak sedikit yang menggunakan suku cadang produksi Daihatsu.

Buntut dari skandal Daihatsu, ekspor dan operasi perusahaan dihentikan hingga Januari 2024. Usai skandal Daihatsu, perusahaan turut menjanjikan ganti rugi kepada 423 perusahaan yang menjadi mitra bisnisnya selama ini.

Dilansir Bloomberg News, penghentian ekspor dan operasi dilakukan dampak dari penyelidikan Toyota yang mengungkapkan sebagian besar kendaraan Daihatsu tidak diuji dengan benar untuk keselamatan tabrakan.

"Ganti rugi kepada 423 perusahaan yang dipasok langsung perusahaan," kata juru bicara Daihatsu kepada wartawan, Senin (25/12/2023).

Tindakan untuk menangguhkan pengiriman Daihatsu akan berdampak pada kendaraan yang diproduksi di Jepang dan luar negeri, dan tidak hanya di pabrik Toyota tetapi mungkin juga di Mazda Motor Corp. dan Subaru Corp., mengingat Daihatsu menyediakan suku cadang dan layanan manufaktur ke sejumlah produsen mobil lainnya.

Di sisi lain, Toyota mengatakan tidak mengetahui adanya kecelakaan atau insiden terkait masalah ini.

Daihatsu terkenal dengan jajaran kei-car dan kendaraan ringan lainnya yang populer di Jepang dan Asia Tenggara. Perusahaan ini sepenuhnya dimiliki oleh Toyota sejak tahun 2016 dan menyumbang sekitar 4% dari penjualan kendaraan global grup Toyota.

(dec/dhf)

No more pages