Nilai kapitalisasi pasar Tencent dan NetEase sempat anjlok puluhan miliar dolar di Hong Kong pada hari Jumat. Dalam perkembangannya, pada jam perdagangan saham, NPPA mengumumkan persetujuan 40 nama game yang diimpor, termasuk yang dioperasikan oleh kedua perusahaan tersebut. Namun, langkah ini tidak banyak membantu memulihkan kepercayaan investor.
Beberapa analis, termasuk dari Citi juga mengatakan bahwa Tencent dan NetEase tidak akan terpengaruh secara signifikan, namun hal itu tidak mencegah jatuhnya saham kedua perusahaan di perdagangan AS.
Pemerintah mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka akan mendengarkan masukan dari para pemangku kepentingan, termasuk perusahaan dan pemain untuk memperbaiki peraturan tersebut.
Pembatasan besar-besaran, yang membuat para pelaku industri dan investor lengah pada hari perdagangan terakhir sebelum Natal, mengingatkan banyak orang akan tindakan keras brutal di sektor teknologi pada 2021 lalu. Saat itu, berbagai lembaga tiba-tiba memberlakukan pembatasan pada sektor-sektor mulai dari e-commerce hingga hiburan, sehingga mengekang di Ant Group Co. dan Alibaba Group Holding Ltd. yang didukung Jack Ma sembari menghancurkan industri pendidikan online dengan menyatakan mereka meraih keuntungan ilegal.
“Peristiwa terbaru ini mencerminkan keinginan pemerintah untuk menciptakan lanskap game yang lebih besar dan beragam dengan konten inovatif dengan kualitas lebih tinggi ,namun tanpa monetisasi berlebihan atau game 'bayar untuk menang',” kata Yang Wenfeng, Wakil Presiden Senior Paper Games, perusahaan studio game yang berbasis di Shanghai.
“Pemerintah lebih memilih penerbit memperoleh keuntungan melalui praktik adil dan inovasi produk, dibandingkan memperdalam strategi monetisasi,” ujar Yang Wenfeng.
(bbn)