Investigasi pihak ketiga yang diminta oleh Daihatsu sejak April menemukan bahwa 174 masalah telah terjadi. Sebanyak 64 model terlibat usai hasil identifikasi, termasuk beberapa yang dijual dengan merek Toyota.
Tindakan untuk menangguhkan pengiriman Daihatsu akan berdampak pada kendaraan yang diproduksi di Jepang dan luar negeri, dan tidak hanya di pabrik Toyota tetapi mungkin juga di Mazda Motor Corp. dan Subaru Corp., mengingat Daihatsu menyediakan suku cadang dan layanan manufaktur ke sejumlah produsen mobil lainnya.
Suku cadang Daihatsu menjangkau lebih dari 4.000 entitas, dan pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah untuk mendukung mereka pada waktunya, kata juru bicara tersebut.
Di sisi lain, Toyota mengatakan tidak mengetahui adanya kecelakaan atau insiden terkait masalah ini.
Daihatsu terkenal dengan jajaran kei-car dan kendaraan ringan lainnya yang populer di Jepang dan Asia Tenggara. Perusahaan ini sepenuhnya dimiliki oleh Toyota sejak tahun 2016 dan menyumbang sekitar 4% dari penjualan kendaraan global grup Toyota.
(bbn)