Jordan Fabian and Kate Queram - Bloomberg News - 

Bloomberg, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia “tidak dapat menemukan satu pun” alasan mengapa presiden harus menerima kekebalan mutlak dari penuntutan, seperti yang diklaim oleh kandidat terdepan dari Partai Republik, Donald Trump.

Biden melontarkan komentar tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan wartawan pada hari Sabtu sebelum meninggalkan Gedung Putih menuju Camp David, tempat dia akan menghabiskan Natal. Mahkamah Agung pada hari Jumat menolak mempercepat keputusan mengenai kasus kekebalan Trump.

Keputusan hakim itu menghambat upaya jaksa federal untuk memulai persidangan Trump atas tuduhan terkait upayanya untuk membatalkan pemilu tahun 2020. Mantan presiden tersebut berargumen bahwa dia bertindak sesuai tugas resminya menjelang kerusuhan 6 Januari 2021, di mana para pendukungnya menyerbu Gedung Capitol AS dengan kekerasan dalam upaya untuk mencegah anggota parlemen mengesahkan kemenangan Biden.

Persidangan dijadwalkan akan dimulai pada tanggal 4 Maret dan Penasihat Khusus Jack Smith berusaha untuk mempercepat masalah ini ke pengadilan tertinggi negara tersebut untuk memastikan tanggal dimulainya persidangan. Saat ini, pengadilan banding federal yang lebih rendah akan mempertimbangkan klaim kekebalan tersebut, yang berarti persidangan tersebut dapat dilakukan menjelang pemilihan umum atau setelahnya.

Tim kampanye Biden berencana untuk menjadikan pemilu tersebut, yang kemungkinan akan menampilkan pertandingan ulang Trump, sebagai pengulangan pemilu tahun 2020, tetapi dengan taruhan yang lebih besar. Tim kampanyenya menyebarkan memo pada minggu lalu yang menyebut Trump sebagai ancaman mematikan terhadap demokrasi AS, dengan mengutip perilaku Trump menjelang 6 Januari dan ancamannya untuk membalas lawan-lawan politiknya.

Biden mengatakan pada hari Rabu bahwa Trump “tentu saja mendukung pemberontakan” pada 6 Januari, meskipun ia menolak untuk mendukung keputusan Mahkamah Agung Colorado yang akan melarang mantan presiden tersebut memberikan suara di negara bagian tersebut. “Itu terserah pengadilan,” kata Biden.