“Profitabilitas yang tinggi ini akan mendukung kami dalam mempercepat proyek-proyek transformasi dan membangun Adaro yang lebih besar dan lebih ramah lingkungan,” lanjutnya.
Pada rasio profitabilitas ADRO, Return on Asset (ROA) tercatat naik signifikan menjadi 26,3%, bersamaan dengan kenaikan pada Return on Equity (ROE) yang naik menjadi 43,4%.
Pada pos total aset pada 2022 berhasil mencatatkan kenaikan mencapai 42% menjadi US$ 10,78 miliar, dengan dikontribusi pada kenaikan 125% pos kas dan setara kas menjadi US$ 4 miliar.
Adapun, aset lancar ADRO naik 87% menjadi US$5,3 miliar, sementara aset non lancar naik 15% menjadi US$ 5,46 miliar. Kontribusi tertinggi terhadap kenaikan aset non lancar didukung penuh oleh kenaikan investasi pada ventura bersama.
Pada 2022, Adaro Energy mencatat arus kas keluar bersih yang digunakan pada aktivitas investasi sebesar US$ 767 juta, tumbuh 19%, karena kenaikan pada pembelian investasi lainnya, pembelian aset tetap, pinjaman kepada pihak ketiga dan tambahan investasi pada perusahaan patungan, yang disalinghapuskan dengan penerimaan dari penjualan investasi lainnya dan penerimaan dari piutang lainnya.
Harga saham ADRO pada penutupan perdagangan Jumat (3/3/2023) berada pada level Rp 3.020/saham atau tercatat menguat 1% dibandingkan posisi sebelumnya. Saham Perseroan ditransaksikan sebanyak 113 juta saham dengan nilai Rp 347 miliar. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 96,6 triliun.
(fad)