Belum jelas pertemuan itu kapan terjadi. Saat singgah di Tashkent pada Rabu, Blinken mengatakan dia "tidak punya rencana" untuk bertemu dengan Lavrov atau menteri luar negeri China di G-20. Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan Blinken mendekati Lavrov dan "kami tidak mendorongnya."
Lavrov "mengabaikan dengan sikap yang biasa saja" soal apa yang dikatakan Blinken kepadanya, kata Zakharova dalam komentarnya di televisi pemerintah Rusia. “Itu tidak layak mendapat perhatian kita. Tidak ada yang menarik,” katanya.
Blinken tidak menanggapi pertanyaan selama konferensi persnya tentang mengapa dia menjangkau Lavrov. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengkritik Rusia karena dan mengatakan "kami tidak meminta maaf" karena memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan pesan-pesan kunci ke Rusia yang merupakan kepentingan nasional AS.
"[Hal] yang penting untuk kami sampaikan adalah bahwa ini adalah pertemuan singkat - ini bukan pertemuan bilateral yang berlarut-larut atau duduk berlarut-larut di antara mereka berdua," kata Price kepada wartawan dalam briefing Kamis.
“[Isu] yang ingin kami perjelas adalah apa yang dikatakan Menlu kami, mengapa dia mengatakannya, dan kami tidak meminta maaf untuk itu. Sebaliknya, kami akan terus tanpa henti mengangkat masalah ini di setiap kesempatan yang tepat.”
Blinken sebelumnya menghindari pertemuan dengan Lavrov, dengan alasan bahwa adanya pertemuan tidak akan produktif selama Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menunjukkan tanda-tanda mengakhiri perang di Ukraina.
Sanksi China
Dalam pertemuan tersebut, kata Blinken, dia juga mengangkat kemungkinan menjatuhkan sanksi terhadap China jika Beijing memutuskan untuk memberi Rusia bantuan militer untuk perangnya di Ukraina.
“Karena kekhawatiran bahwa China sedang mempertimbangkan untuk memberikan bantuan militer yang mematikan ke Rusia, ini adalah keprihatinan bersama. Dan banyak mitra lain telah mengangkat ini - dan tidak hanya mengangkat ini bersama kami, tetapi menurut pemahaman saya, mereka mengangkatnya langsung dengan China, termasuk di sini hari ini,” ujarnya.
Blinken mengatakan kepada Lavrov bahwa AS dan mitra internasional lainnya akan mendukung Ukraina selama diperlukan, kata pejabat senior Departemen Luar Negeri kepada wartawan sebelumnya.
Percakapan itu berlangsung sekitar 10 menit, kata pejabat tersebut, menambahkan bahwa pihak AS mengharapkan perubahan segera dalam kebijakan Rusia.
Blinken mengangkat masalah Rusia dalam pertemuan empat mata berulang kali dengan negara lainnya dan mendesak negara-negara lain untuk mendukung sikap AS demi perdamaian dan stabilitas internasional.
Namun, seruan itu diabaikan oleh beberapa anggota G-20 termasuk tuan rumahnya, India. Perdana Menteri India Narendra Modi mendesak para diplomat untuk tetap fokus pada isu-isu lain seperti perubahan iklim dan ekonomi global.
Selain perang di Ukraina, Blinken mendesak Lavrov untuk membebaskan warga negara AS yang ditahan, Paul Whelan, kata pejabat itu, dan mendesak Rusia menerapkan perjanjian New START tentang pembatasan cadangan senjata nuklir.
Putin mengumumkan bulan lalu bahwa Rusia akan menangguhkan peninjauannya terhadap perjanjian itu dan tidak akan mengizinkan AS dan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) untuk mengecek fasilitas nuklirnya.
--Dengan asistesi Courtney McBride.
(bbn)