Perkembangan ini terjadi di tengah-tengah meningkatnya tekanan terhadap Israel untuk mengurangi konflik di Gaza, yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap komunitas-komunitas Israel Selatan yang menewaskan 1.200 orang.
"Ada banyak orang di Gaza hari ini yang kelaparan, yang tidak bisa makan," ujar Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron kepada saluran televisi Al Arabiya pada Kamis saat berada di Mesir. "Kita benar-benar perlu meningkatkan bantuan ini. Itulah inti dari resolusi Dewan Keamanan PBB ini."
Setelah penentangan yang kuat dari AS terhadap bahasa yang secara khusus menyerukan "gencatan senjata", rancangan terbaru mengacu pada "menciptakan kondisi untuk penghentian permusuhan yang berkelanjutan."
AS terus mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri, dengan memveto resolusi Dewan Keamanan PBB pada awal bulan ini yang menyerukan gencatan senjata. Namun, Presiden Joe Biden dan para pejabat tingginya semakin menekan Israel untuk mengubah pendekatannya dalam perang melawan Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa.
Pada Rabu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan bahwa kampanye Israel perlu bergeser dari serangan berskala besar ke operasi yang lebih tepat untuk mengurangi jumlah korban warga sipil Palestina.
Biden mengatakan kepada para donor dalam sebuah acara penggalangan dana di Washington pekan lalu bahwa pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berisiko kehilangan dukungan internasional karena menolak mendukung solusi dua negara untuk perdamaian dengan Palestina. Presiden Amerika itu juga menyebut elemen-elemen kampanye pengeboman Israel sebagai "tidak pandang bulu".
Netanyahu membantah operasi militer Israel tidak pandang bulu dan mengatakan bahwa perang harus terus berlanjut hingga Hamas dihancurkan sebagai sebuah organisasi.
(bbn)