“Terkait CBL, dan kesepakatannya yang sudah dikerjakan dari tahun lalu, lama juga saya ingat, MOU-nya ditandatangani pada April 2022, akhirnya terjadi kesepakatan, tapi ini akan menjadi terobosan, end-to-end investment untuk baterai,” ujar rahmat.
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho sebelumnya mengatakan nilai investasi pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia mencapai US$5,8 miliar (sekitar Rp90,66 triliun), yang mencakup berbagai proyek hulu-hilir nikel.
Nominal tersebut bakal termasuk transaksi untuk pertambangan nikel, hingga investasi smelter berteknologi high pressure acid leaching (HPAL) untuk produksi prekursor, katoda, anoda, serta fasilitas daur ulang baterai.
“Dalam akhir Desember ini investasi CATL dari hulu sampai hilir itu akan masuk. Nanti akan ada tanggal yang diumumkan. Angkanya [investasinya] itu US$5,8 miliar keseluruhan, itu dari CATL,” ungkap Toto, Senin (11/12/2023).
Toto mengakui upaya mendatangkan investasi dari raksasa baterai asal China dengan kapasitas nomor wahid dunia itu tidaklah mudah. Pemerintah harus melalui tahap negosiasi yang ketat, dengan dibantu swasta dan badan usaha milik negara (BUMN).
(mfd/roy)