“Yang tanpa izin edar ada 52,90%, yang kadaluarsa 41,41 % dan yang rusak adalah 5,69%," ucap dia. Lucia menyebutkan meski jumlah temuannya menurun, tapi kuantitasnya nilainya meningkat.
Berdasarkan perhitungan BPOM, total nilai ekonomi pangan yang tidak memenuhi ketentuan ini meningkat lebih 150% dibanding temuan sebelumnya.
BPOM menemukan produk-produk ini dari berbagai sarana pangan olahan, seperti gudang importir, distributor, ritel, hingga e-commerce.
BPOM terus meningkatkan pengawasan hingga 3 Januari 2024 dan terbagi menjadi lima tahap. “Sekarang sudah di tahap ketiga, sejak 21 September 2023 telah dilakukan pemeriksaan di 2.434 sarana yang terdiri dari 1.123 sarana retail modern, 833 sarana retail tradisional, 44 gudang distributor, 23 gudang importir dan lima gudang e-commerce,” papar dia.
Serangkaian langkah BPOM diharapkan bisa memberikan ketenangan kepada masyarakat dalam berbelanja pangan olahan selama kegiatan besar Natal dan tahun baru mendatang.
“Ritual berbagi makanan, berbagi hadiah kepada teman, sahabat, atau keluarga, membawa hasil atau membawa malapetaka saat makanan yang diberikan tidak sesuai dengan ketentuan atau tidak aman,” pungkas dia.
(wep)