Logo Bloomberg Technoz

Cabai Baru Panen Januari-Mei, Awas Harga Bisa Naik

Azura Yumna Ramadani Purnama
21 December 2023 15:39

Cabai rawit merah dijual di Pasar Minggu, Jumat (1/12/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Cabai rawit merah dijual di Pasar Minggu, Jumat (1/12/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mewaspadai inflasi volatile food yang berasal dari bahan makanan. Harga cabai sepertinya masih akan jadi tantangan.

Aida S Budiman, Deputi Gubernur BI, menyebut kenaikan harga pangan disebabkan oleh fenomena El Nino. Memang sifat El Nino tahun ini cenderung moderat, tetapi berlangsung lebih lama dari perkiraan.

Pada November, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi volatile food masih di 7,59% year-on-year (yoy). Jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok administered prices yang 2,07% yoy.

"Inflasi 7,59% itu karena ada penundaan musim tanam, terutama untuk cabai dan beras," ujar Aida.

Untuk mengatasi kenaikan harga beras, tambah Aida, pemerintah sudah melakukan impor. Ada 3 juta ton dan akan masuk 2,5 juta ton. Ini membuat harga beras sudah mulai terjaga.